Liputan6.com, Gorontalo - Warga yang bermukim di dekat Simpang Lima Telaga merasakan pedih di mata imbas dari gas air mata yang ditembakan aparat saat membubarkan aksi unjuk rasa menolak pengesahan UU Cipta Kerja (Omnibus Law), Senin (12/10/2020) kemarin.
Menurut pengakuan warga, gas air mata itu selain membuat pedih di bagian mata juga membuat perih di sekujur tubuh.
Baca Juga
Tidak hanya itu, ada juga warga yang sempat pingsan akibat terpapar asap gas air mata yang begitu pekat. Mereka kesusahan bernapas saat gas air mata masuk ke pemukiman warga.
Advertisement
"Anak saya sampai pingsan akibat ini, saya tidak tau harus berbuat apa," kata Suriati, salah seorang warga di sekat lokasi, Selasa (13/10/2020).
Linda Amu, warga lainnya mengaku, tidak mengetahui jika di dekat pemikimannya ada aksi unjuk rasa. Dirinya baru tahu saat terkaget mendengar suara letusan.
"Kami kaget, tiba-tiba ada letusan di udara mengeluarkan asap, saat memasuki rumah asapnya sangat pedis dan kami pun keluar rumah," ungkapnya.
Saat itu Linda dan keluarganya sedang menonton televisi, usai terdengar letusan tiba-tiba asap putih masuk lewat ventilasi rumah. Melihat itu diri dan keluarganya langsung keluar rumah.
"Kami susah tidak tahan, akhirnya kami keluar dan mengoleskan memakai pasta gigi di wajah," tuturnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombespol Wahyu Tri Cahyono, saat dikonfirmasi Liputan6.com mengatakan, gas air mata itu merupakan dampak dari demonstrasi. Diharapkan saat demo seperti itu warga harus mengamankan diri.
"Asap gas air mata bukan kami sengajakan, akan tetapi itu terbawa oleh angin ke pemukiman warga," katanya.Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.