Cara Politeknik Palu Menjaga Asa Penyintas Bencana Agar Tetap Berdaya

Penyintas bencana menjadi salah satu kelompok yang rentan terdampak pandemi Covid-19.

oleh Heri Susanto diperbarui 20 Okt 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2020, 16:30 WIB
pelatihan keterampilan mandiri bagi penyintas di Politeknik Palu
Puluhan penyintas gempa Palu saat mengikuti Pelatihan keterampilan mandiri di Politeknik Palu. Pelatihan itu untuk mengurangi dampak ekonomi covid-19 bagi penyintas. (Foto: Humas Politeknik Palu).

Liputan6.com, Palu - Situasi pemulihan penyintas bencana di Palu yang belum usai, ditambah pandemi Covid-19, mendorong para akademisi Politeknik Palu mengajarkan keterampilan pengolahan hasil pertanian dan perikanan di kampus ke para penyintas.

Layaknya mahasiswa, Sejak 15 Oktober 2020, sebanyak 25 penyintas gempa dan tsunami di Kota Palu masuk kampus Politeknik Palu. Di bawah bimbingan para dosen mereka diajarkan mengembangkan kemampuan mengolah hasil pertanian dan perikanan.

"Ini penting karena kondisi para penyintas usai bencana 28 September 2018 belum pulih ditambah lagi dengan bencana kedua; pandemi Covid-19," Ketua LPPM Politeknik Palu dan Ketua Panitia Pelatihan Keterampilan Mandiri LPPM Politeknik Palu, Saifuddin, Senin (19/10/2020).

Bukan tanpa alasan pembelajajaran kewirausahaan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar warga penyintas dipilih. Kata Saifuddin hal itu lantaran besarnya potensi dan manfaat yang bisa didapat jika pengolahan dilakukan dengan teknologi dan cara yang benar melalui keilmuan yang selama ini diajarkan di kampus Politeknik Palu.

Dia mencontohkan, buah kelapa, kelor, dan ikan yang melimpah selama ini ternyata bisa diolah menjadi produk-produk lain yang punya nilai ekonomi.

"Dari ampas kelapa saja bisa dibuat jadi biskuit. Daerah kita juga melimpah dengan tanaman kelor yang ternyata bisa jadi tepung, mi, dan stik. Sedangkan sektor perikanan, tulang ikan yang selama ini jadi limbah bisa diubah jadi produk makanan dengan kalsium yang tinggi," katanya.

Puluhan penyintas itu sendiri akan ngampus di Politeknik Palu yang merupakan kampus teknik pertanian dan perikanan itu selama 23 hari. Pelatihan keterampilan yang juga digagas International Federation of Red Crescent Societies (IFRC) dan PMI itu juga membimbing para penyintas mengenai pengemasan produk, pemasaran, dan penjualan dengan harapan produk yang dihasilkan juga punya daya saing.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya