Akhir Seteru Dua Kubu Kelenteng Terbesar di Asia Tenggara

Dua kubu beda kepentingan berselisih soal kepengurusan tempat ibadah Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban. Umat yang jadi korban.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 26 Okt 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 16:00 WIB
Bos Maspion Group Alim Makrus ketika berada di Kelenteng Tuban (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Bos Maspion Group Alim Makrus ketika berada di Kelenteng Tuban (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Tuban - Tiga tokoh berpengaruh akhirnya turun tangan mendamaikan dua kubu yang berselisih di internal Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Tiga tokoh itu antara lain, Alim Markus Bos Maspion Group, Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api, dan Paulus Welly Afandi pengusaha Tionghoa asal Surabaya.

Hasil perdamaian itu, gerbang pintu masuk ke kelenteng yang digembok selama tiga bulan sejak 28 Juli 2020 akhirnya dibuka. Efeknya, umat bisa melakukan ritual seperti biasa, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Umat harus bersatu dan bangkit lebih besar. Karena tempat ini terkenal, jangan ada penggembokan lagi," ungkap Alim Markus, Minggu (25/10/2020)

Menurutnya, tempat ini harus dibuka agar seluruh umat bisa sembahyang seperti biasanya. Termasuk, semua orang tidak boleh melanggar ketertiban dan kehormatan.

"Kita ingin persoalan ini cepat selesai," ungkap bos Maspion Group didampingi sejumlah pengurus Kelenteng Tuban.

Hal sama juga disampaikan Soedomo Mergonoto, Owner Kopi Kapal Api. Ia menyampaikan [Kelenteng Kwan Sing Bio](Kwan Sing Bio "") bukan miliknya seorang pribadi tetapi milik umat.

"Jika saling menutup, maka akan merugikan masyarakat dan umat. Boleh dua kubu berselisih pendapat, tapi tidak boleh mengorbankan umat," katanya.

Bos kopi kapal api itu menambahkan, dua kubu kelenteng yang berselisih pendapat ini telah berkomitmen untuk menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang netral. Tujuannya, agar segala persoalan yang ada disini cepat ada titik terang.

"Kita bertiga akan membenahi kelenteng ini, dan kedua kubu sementara kita minta tidak usah ikut-ikut lagi sampai ada titik temu yang bisa mendamaikan,” jelasnya.

Pembukaan gembok itu disambut baik oleh para umat, termasuk Alim Sugiantoro Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban. Ia mengaku sangat gembira karena ada tokoh yang peduli terhadap kelenteng untuk mendamaikan persoalan.

"Saya sangat gembira sekali, karena ada orang-orang yang peduli dengan kelenteng Tuban karena ini aset negara. Persoalan ini kita serahkan kepada meraka agar kedamaian ini bisa lancar," katanya. 

"Pintu sudah dibuka, umat bisa sembahyang tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19,” tegas Alim Sugiantoro.

Sebagai informasi, sebelumnya dikabar gerbang pintu kelenteng terbesar se-Asia Tenggara lama digembok lantaran adanya konflik kepentingan di internal kepengurusan kelenteng. Yakni, kelompok Alim Sugiantoro dan Tio Eng Bo atau Mardjojo.

Imbasnya, kelenteng digembok, dan ritual sembahyang bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) YM Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1860 ditiadakan. Puluhan umat hanya bisa sembahyang di depan gerbang kelenteng, atau tepatnya di trotoar Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya