Hancur Kena Semburan Gas, Bagaimana Nasib Pesantren Al Ihsan Pekanbaru?

Pemerintah Provinsi Riau serta Pemerintah Kota Pekanbaru mulai menutup lubang semburan gas itu dengan menggandeng perusahaan minyak dan gas. Menggunakan semen, air, dan lumpur padat, petugas menyebut lokasi itu bisa ditempati lagi.

oleh M Syukur diperbarui 17 Feb 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 09:00 WIB
Petugas membersihkan lumpur hasil semburan gas di Pesantren Al Ihsan Pekanbaru.
Petugas membersihkan lumpur hasil semburan gas di Pesantren Al Ihsan Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Semburan gas di Pesantren Al Ihsan, Kecamatan Tenayan Raya, berangsur mereda. Pemerintah Provinsi Riau serta Pemerintah Kota Pekanbaru mulai menutup lubang semburan gas itu dengan menggandeng perusahaan minyak dan gas. Menggunakan semen, air, dan lumpur padat, petugas menyebut lokasi itu bisa ditempati lagi.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Riau Indra Agus Lukman menyebut pihaknya bakal mengembalikan struktur tanah seperti semula atau sebelum semburan gas. Pembersihan lokasi dari material lumpur bercampur batu juga dilakukan.

Terkait bangunan pesantren yang rusak parah karena semburan gas, Indra menyebut Pemerintah Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru akan berusaha membantu membangun kembali bangunan itu. Hanya saja, mengembalikan pesantren seperti semula tidak hanya tanggung jawab pemerintah.

"Tidak serta merta menjadi tanggung jawab Pemko saja, semuanya secara bersama-sama," kata Indra di Pekanbaru.

Menurut Indra, donatur pesantren juga punya tanggung jawab membantu pembangunan kembali bangunan yang rusak terkena semburan gas. Apalagi, para donatur bersama-sama pemerintah sudah memantau semburan gas sejak awal.

"Ini musibah tentu pemerintah akan membantu, semuanya harus turun tangan," sebut Indra.

Sebelumnya, Indra mengingatkan masyarakat di sekitar lokasi untuk tidak mencari sumber air bersih dengan galian sumur bor. Pasalnya, di sekitar lokasi banyak gas rawa cukup banyak.

Meskipun banyak, Indra menyebut gas rawa itu tidak bisa dimanfaatkan untuk industri. Keberadaan gas ini juga membuat sumber daya air sulit dicari meskipun galian bor sudah mencapai ratusan meter.

Di sisi lain, daerah tersebut diproyeksikan menjadi pusat pemukiman penduduk. Apalagi Wali Kota Pekanbaru sudah membangun pusat perkantoran di Jalan Badak yang tak jauh dari lokasi pesantren.

Terkait ini, Indra menyampaikan Pemerintahan Kota Pekanbaru sudah pasti memikirkan langkah ke depannya. Salah satunya, dengan pemanfaatan Perusahaan Daerah Air Mineral atau PDAM.

"Semuanya bisa terlaksana kalau masyarakat membantu, hindari sumur bor di sekitar lokasi ini," kata Indra.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya