Waspada Meningkatnya Kasus Covid-19 Klaster Anak-Anak Usai Lebaran

Berdasarkan data Satuan Tugas COVID-19 Kota Bekasi, anak-anak tersebut dipastikan terpapar dari lingkungan internal keluarga

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2021, 08:00 WIB
Ketika Warga Kali Pasir Perangi Virus Corona dengan Pesan Mural
Seorang anak kenakan masker dengan latar belakang mural Indonesia Bisa Stop Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pesan mural mengajak warga untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19 dengan diam di rumah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat menyatakan klaster anak turut menyumbang kenaikan kasus COVID-19 di daerah itu usai libur Lebaran tahun ini.

"Tren kenaikan kasus COVID-19 usai libur Idul Fitri terjadi pada kategori usia anak," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Sukrawati di Bekasi, Sabtu, dikutip Antara.

Ia menyebut dari total 263 kasus positif COVID-19 di wilayahnya, 19,97 persen di antaranya disumbang dari klaster anak. Padahal sebelumnya kategori anak ini belum pernah menyebabkan klaster baru penyebaran COVID-19 di Kota Bekasi.

Sejauh ini kasus penyebaran COVID-19 di Kota Bekasi didominasi usia produktif yang mencapai 68,72 persen sementara untuk katagori usia lanjut berada di angka 11,31 persen.

Berdasarkan data Satuan Tugas COVID-19 Kota Bekasi, anak-anak tersebut dipastikan terpapar dari lingkungan internal keluarga.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Bagaimana Belajar Tatap Muka?

Kasus Positif Covid-19 di Zona Merah Cilangkap Bertambah Jadi 104 Warga
Seorang anak berada di balik pagar saat menjalani isolasi mandiri di permukiman warga RT 003 RW 003, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta, Selasa (25/5/2021). Jumlah warga yang tepapar Covid-19 di wilayah ini bertambah menjadi 104 orang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

"Makanya kewaspadaan semua pihak benar-benar dibutuhkan," katanya.

Dezy mengaku tren kenaikan kasus ini berdampak pada keberlanjutan rencana kegiatan belajar tatap muka yang kini sudah dilakukan di sedikitnya 220 sekolah.

"Sudah kami koordinasikan dan pemerintah daerah akan mengevaluasi secara menyeluruh kegiatan belajar tatap muka," ucapnya.

Dia menyarankan tidak ada penambahan jumlah sekolah tatap muka di Kota Bekasi. Hal itu dilakukan agar penularan klaster anak dapat dikendalikan.

"Keluarga juga harus terus mengedukasi anak dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan jangan kendor sedikit pun," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya