Liputan6.com, Jakarta - Hujan es atau dalam ilmu meteorologi disebut hail, merupakan fenomena alam terjadinya presipitasi atau kandungan kelembapan udara yang berbentuk cairan atau bahan padat, seperti salju dan hujan. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
Es yang terbentuk dengan proses itu biasanya berukuran besar. Ukuran yang besar itu membuat butiran es tidak semuanya mencair, meski turun ke suhu yang lebih rendah.Â
Baca Juga
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan es adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang tiba-tiba sehingga akhirnya terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Advertisement
Senin kemarin (21/2/2022) sebagian wilayah Jawa Timur, dilanda hujan es dalam waktu yang cukup lama. Hujan es yang ekstrem tersebut bahkan membuat rumah warga di Surabaya jebol.Â
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemicu Hujan Es
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena hujan es di Jawa Timur dipicu pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.
"Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan, sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin.
Â
Â
Advertisement
Fenomena Downdraft
Miming menjelaskan fenomena downdraft yang kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan kumulonimbus, terutama pada saat fase matang, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar dalam sistem awan kumulonimbus tersebut, kemudian turun hingga ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.
"Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus tersebut cukup signifikan, sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," ujar Miming.
Â
Angin Kencang
Miming menjelaskan fenomena angin kencang yang terjadi biasanya juga beriringan dengan adanya fenomena hujan es. BMKG mengimbau hingga Maret-April mendatang, masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti hujan es, puting beliung (waterspout), hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Sebelumnya, ​​​​​​fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin sore. Fenomena hujan es juga dilaporkan terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk hingga Kediri.
Advertisement
Atap Rumah Warga Jebol
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, beberapa tempat di Surabaya yang dilanda hujan es di antaranya, Lakarsantri, Wiyung, Manukan, Kebraon, Wonokromo, hingga Tandes. Bahkan rumah seorang warga di daerah Wiyung atapnya jebol kejatuhan hujan es.
Hal senada juga disampaikan warga Tubanan Baru, Kelurahan Karang Poh, Kecamatan Tandes, Lilin Andriani yang mengatakan, hujan es ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ia mengaku kaget dengan fenomena hujan es di rumahnya.
Â