Liputan6.com, Garut - Meski harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sudah dicabut pemerintah, pasokan minyak goreng di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, masih seret.
"Langka tidak, pasokan ada tetapi memang siang ini sudah habis dibeli masyarakat di beberapa toko yang kami cek," ujar Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono, di Pasar Singaparna, dalam pengecekan persediaan minyak di Pasar Singaparna, Jumat (18/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dalam inspeksi mendadak yang digelar Polres Tasikmalaya bersama Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya itu, persediaan minyak goreng di sejumlah pasar tradisional dan modern kota Santri, terlihat masih seret.
"Pantauan kami masyarakat memang tidak sulit (mendapatkan minyak), tapi barang kurang, besok barang ada lagi," ujar dia.
Menurutnya, sejak penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dicabut pemerintah, pasokan minyak goreng belum terlihat optimal. Lembaganya meminta agar masyarakat tidak melakukan panic buying terhadap komoditas minyak tersebut.
"Semoga tidak ditemukan adanya penimbunan minyak goreng. Kalau ada kami pasti tindak," ujar dia mengingatkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasokan Belum Optimal
Kasi Pengawasan Wasdal Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bakopting) Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya Wawan Setiawan, penetapan harga sesuai pasar sudah dikembalikan sejak Rabu (16/3/2022) lalu, namun suplai pasokan minyak goreng dari distributor belum optimal. “Memang merata baik ke agen atau ritel,” kata dia.
Fitri, salah satu konsumen minyak goreng mengaku stok minyak goreng masih terbatas, sehingga pasokan yang ada belum sepenuhnya bisa dinikmati masyarakat.
“Saya keluar rumah agak siangan jadi gak kebagian minyak goreng di pasar di toko juga habis,” kata dia.
Sementara itu, Piah, salah satu pemilik pangkalan minyak curah mengakui tingginya permintaan belum sebanding dengan minimnya pasokan.
“Saya dikirim 10 ton minyak goreng curah habis pak, paling gak tau kapan dikirim lagi, memang masiih belum lancar,” ujar dia.
Advertisement