Liputan6.com, Garut - Penundaan awal 1 Ramadan 1443 H tahun ini, menjadi berkah tersembunyi bagi penjual bunga rampes di Garut, Jawa Barat. Para pedagang meraup cuan dari penjualan bunga rampes buat peziarah kubur tersebut.
Asep Kembang, salah satu penjual bunga rampes di bilangan jalan Ahmda Yani Pengkolan Garut menyatakan, perbedaan waktu awal mula puasa dengan dengan ormas Muhammadiyah, membuat peziarah kubur masih sibuk mencari bunga untuk melangsungkan ziarah kubur.
“Sebenarnya yang paling ramai kemarin, tapi karena puasanya menjadi besok, akhirnya hari ini masih ramai mencari bunga,” kata dia, Sabtu (2/4/2022).
Advertisement
Baca Juga
Menggunakan stelan jaket, Asep bersama istri dan anggota keluarga lainnya tampak sibuk menyambut pembeli yang singgah di lapak jualannya sebagai pedagang kali lima (PKL) tersebut.
“Biasanya kami menjual bunga jenis mawar, rampes dan sedap malam,” kata dia menambahkan.
Menurut Asep, omzet penjulan bunga rampes tahun ini mulai bergeliat seiring pelonggaran aktivitas masyarakat oleh pemerintah. “Pembeli mulai ramai, kalau tahun lalu kan tidak boleh mudik, terus PPKM nya sangat ketat sekali,” kata dia.
Tercatat dalam satu hari, Asep mengaku mampu menjual bunga yang telah dikemas dalam satu plastik kecil hingga 150 pcs seharga Rp5.000 per bungkus.
“Lumayan buat bekal ramadan,” ujar dia tersenyum ramah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Berkah Mudik
Hal senada disampaikan Dewi, pedagang bunga rampes lainnya di bilangan Pengkolan Garut. Menurut dia, penundaan awal puasa yang disampaikan pemerintah, membuat warga kembali berdatangan.
“Saya sudah dua kali ‘dadasar’ (Istilah satu kali menjajakan barang),” kata dia menunjukan tumpukan bunga rampes di depan pembelinya.
Tak mengherankan, perubahan waktu awal puasa itu membuat ia, mampu menarik cuan jualan bunga rampes menjadi lebih banyak. “Hari kemarin saya habis 200 bungkus, semoga hari ini bisa lebih ramai lagi,” ujar dia berharap.
Dewi menambahkan, seiring pelonggaran masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), termasuk kebijakan mudik yang dilakukan pemerintah, ia berharap omset penjualan bunga rampes tahun ini lebih ramai.
“Asal pemudik pulang jualan ramai, sebab mereka kan warga Garut yang dari luar, pasti jiarah ke makam sanak saudara atau orang tuanya,” kata dia.
Rani, salah satu pembeli bunga rampes mengaku terbantu dengan kehadiran para penjual bunga rampes tersebut. Selain lebih simpel, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal.
"Daripada nyari sendiri di mana, mendingan beli saja apalagi bunga rampes isinya banyak jenisnya," kata dia.
Advertisement