Liputan6.com, Semarang - Banjir Rob Semarang disebabkan air pasang yang mampu merobohkan dinding penahan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (23/5/2022). Hingga sore ini, sejumlah tempat pelayanan pelayaran terganggu.
Kapal penumpang tidak bisa berlayar lantaran dermaga penumpang tergenang air. Pelayanan penumpang terganggu dan kapal dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tidak bisa beroperasi, hingga Selasa (24/5/2022) jam 15.25.
Baca Juga
Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang M Tohir, kepada Liputan6.com menjelaskan, hingga kini sejumlah tempat pelayanan publik di pelabuhan Tanjung Mas Semarang masih tergenang air cukup tinggi.
Advertisement
“Kondisinya saat ini kawasan pelabuhan masih tergenang,” kata Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang M Tohir.
Penundaan keberangkatan kapal karena para calon penumpang tidak bisa mengakses dermaga penumpang Pelabuhan Tanjung Emas.
Jika genangan agak berkurang, maka calon penumpang bisa dimobilisasi menggunakan sarana pendukung untuk mencapai dermaga penumpang.
“Mobilisasi calon penumpang naik kapal klotok, kapal kayu di bawa ke dermaga nusantara. Untuk operasional peti kemas sudah berjalan kembali. Kemarin (Senin) sampai (Selasa) pagi tidak beroperasi karena listrik padam,” kata Tohir.
Operasional pelabuhan baru bisa dilakukan setelah PLN menyalakan kembali listrik. Setelah listrik kembali menyala operasional kantor bisa kembali dilakukan dan distribusi air tawar untuk operasional kapal selama berlayar bisa diisi.
“Lantai satu masih tergenang, pelayanan penumpang KM Dharma Rucita 9 tujuan Kumai diarahkan lewat lantau dua,” tambahnya.
Simak video terkait berikut:
Diantar Jemput Perahu
Hingga hari kedua banjir air rob di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, SAR Polri terus melakukan pemantauan wilayah genangan. Dirpolairud Polda Jateng Kombes Pol Hariadi memimpin langsung pengecekan dua lokasi jebolnya tembok penahan air laut.
Dari pantauan dititik jebolnya tembok penahan air laut, diketahui kondisi tembok yang jebol belum dilakukan perbaikan. Air dengan deras mengalir deras dan menggenang sejumlah pabrik.
“Kita pantau langsung di titik lokasi tembok yang jebol. Air masih mengalir dan kendaraan yang ditinggal buruh masih berada di lokasi parkir,” kata Kombes Pol Hariadi.
Sejumlah buruh perempuan ada yang nekat masuk ke kawasan pabrik padahal ketinggian air masih setinggi dada mereka. Mereka nekat masuk hendak mengambil motor yang saat banjir datang tidak bisa dibawa pulang.
“Untuk menghindari resiko bagi buruh, rencana motor akan diantar dengan diangkut menggunakan perahu,” tambah Hariadi.
Advertisement