Liputan6.com, Paser - Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Paser yakni Kecamatan Tanah Grogot ke Desa Tanjung Aru, pusat Kecamatan Tanjung hanya puluhan kilometer. Dapat ditempuh melalui jalur darat dan laut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser, jika melalui darat berjarak 66 kilometer. Sedangkan jalur laut hanya berjarak 55 kilometer. Di atas kertas tergolong dekat, tetapi kenyataannya memakan waktu berjam-jam untuk tiba di Desa Tanjung Aru.
Advertisement
Secara geografis Desa Tanjung Aru berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Jaraknya dengan Kepulauan Balabalagan, Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat diklaim sangat dekat. Lebih jauh jika dari Sulbar.
Advertisement
"Lebih dekat kalau mau ke Balabalagan hanya tiga sampai empat jam saja," ucap staf Kecamatan Tanjung Harapan, Edy, belum lama ini.
Menuju Desa Tanjung Aru, masyarakat lebih memilih jalur laut dari Desa Lori, salah satu dari 7 desa di Kecamatan Tanjung Harapan. Untuk menuju Desa Lori menghabiskan waktu hanya satu jam lebih dari Kecamatan Tanah Grogot.
Menuju Desa Lori mulai jalan beraspal mulus di jalan poros Kecamatan Batu Engau. Setelahnya, harus ekstra hati-hati karena banyak jalan yang rusak, berlubang, berbatuan, bahkan saat hujan, jalan tanah merah yang telah dilakukan pengerasan akan becek dan berlumpur. Medan ini bakal menyulitkan pengendara.
Perjalanan menuju Desa Lori melewati beberapa desa. Pohon sawit membentang sepanjang perjalanan. Di sisi jalan berdiri plang harga Tandan Buah Segar (TBS) rata-rata di bawah Rp1.000 per kilogram. Akhir-akhir ini harga TBS sawit memang sedang merosot tajam.
Untuk ke Desa Tanjung Aru harus berpacu melawan waktu. Pasalnya, taksi laut yang digunakan hanya sekali berangkat, itupun saat pagi hari. Hal ini karena menjelang siang, air di sekitar dermaga Tanjung Aru surut. Masyarakat setempat menyebut taksi laut. Sejenis kapal motor atau kapal penumpang yang berkapasitas sedang, beroperasi untuk melayani penyeberangan jarak jauh antarpulau.
Masyarakat lebih memilih memanfaatkan taksi laut, harganya tergolong murah, Rp50 ribu per orang. Dari Desa Lori ke Tanjung Aru melintasi Teluk Apar selama 1 jam 30 menit. Di sisi kanan sepanjang perjalanan di atas perairan terdapat dua pulau sebelum tiba Tanjung Aru, yakni Desa Selengot dan Desa Labuangkallo.
Lantas bagaimana jika telat karena taksi laut telah jalan. Tak perlu khawatir masih ada bala-bala. Sebuah perahu kecil memiliki mesin dan hanya bisa melayani penumpang maksimal 5 orang untuk sekali jalan. Bala-bala menjadi pilihan terakhir atau bagi masyarakat yang buru-buru mengejar waktu.
Namun, untuk ongkos jika memilih mode transportasi ini bakal merogoh kocek lebih dalam. Sekali jalan dari dermaga Desa Lori atau sebaliknya dari Desa Tanjung Aru tarifnya sekitar Rp500 ribu hingga Rp850 ribu. Sistem charter bukan hitung jumlah penumpang.
"Ke Tanjung Aru bisa juga langsung dari Grogot. Dari Senaken pakai kapal. Ongkosnya Rp50 ribu per orang, tapi lima jam perjalanan," sebut warga Tanjung Aru, Isma.
Sedangkan jalur darat sebenarnya ada. Namun, sukar dilalui dan memerlukan tenaga ekstra. "Teman saya ke Batu Engau saja bisa lima jam lewat Desa Random dan Keladen. Pernah sekali coba ke Grogot perjalanan sampai delapan jam," ungkap Edi.
Air Bersih, Listrik PLN, hingga Blank Spot
Di Desa Tanjung Aru mata pencarian masyarakat sebagai penambak udang dan nelayan. Sementara untuk kebutuhan sehari-sehari mereka berbelanja di pasar Desa Lori atau sekalian ke Kecamatan Tanah Grogot, Ibu Kota Kabupaten Paser.
Untuk kebutuhan gas elpiji dan air minum galon dalam sepekan bisa 2 kali kapal menurunkannya. Harga air minum Rp15 ribu per galon. "Air galon Rp5 ribu, tapi karena pendistribusiannya pakai kapal dari Grogot sehingga menjadi Rp15 ribu," tutur Kepala Desa Tanjung Aru, Tamrin.
Dirinya menyebut untuk di Tanjung Aru kebutuhan air bersih bisa memanfaatkan air sungai Lawe-lawe. Namun, kurang baik dikonsumsi karena rasanya yang hambar. "Ya saya lebih memilih beli dari Grogot. Kapalnya datang setiap Senin membawa 200an galon. Kalau tabung elpiji 3 kilogram Rp40 ribu," dia menandasi.
Untuk aliran listrik PLN di Desa Tanjung Aru belum sepenuhnya dapat menyala sepanjang hari. Setiap harinya mulai pukul 09.00 Wita hingga 16.00 Wita listrik padam. Begitu pun wilayahnya di beberapa titik blank sport dan hanya ada satu provider.
Bahkan, dalam sehari ada satu jam tidak ada sinyal sama sekali. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan masing-masing terdapat 1 sekolah dari jenjang SD hingga SMA.
Terpisah, Camat Tanjung Harapan Sudarsono membeberkan dari 7 desa di Kecamatan Tanjung Harapan, hanya Desa Lori yang telah teraliri listrik PLN 24 jam. Sedangkan, di Desa Tanjung Aru listrik PLN hanya menyala 16 jam sehari. Sementara desa lainnya, Desa Keladen, Labuang Kallo, Selengot, Random dan Senipah memanfaatkan genset untuk penerangan. "Air bersih PDAM belum masuk ke desa-desa," ucap Sudarsono.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement