Alasan Kamu Harus Mulai Beralih dari Pembalut Sekali Pakai

Untuk menampung darah menstruasi, biasanya wanita menggunakan pembalut sekali pakai yang tersedia di warung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Agu 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2022, 19:00 WIB
[Bintang] Ilustrasi Pembalut
Pembalut vs Tampon, manakah yang terbaik untuk dipakai saat menstruasi? (Sumber Foto: TopYaps)

Liputan6.com, Bandung - Wanita tidak pernah lepas dari pembalut setiap bulannya. Sebab, wanita mengalami haid atau menstruasi yang selalu hadir dan menjadi bagian dari hidup.

Jika wanita tidak mengalami menstruasi kecuali karena kehamilan dan menopause, artinya wanita tersebut sedang ada penyakit atau kesehatannya sedang tidak baik-baik saja.

Untuk menampung darah menstruasi, biasanya wanita menggunakan pembalut sekali pakai yang tersedia di warung, swalayan, dan apotek. Ada banyak sekali merek dan jenis pembalut sekali pakai yang bisa disesuaikan tergantung kebutuhan.

Namun, menggunakan pembalut sekali pakai ini tentu menjadi hal yang semestinya dapat dihindari karena beberapa alasan berikut.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Alasannya

menstruasi perempuan
ilustrasi pembalut menstruasi/copyright By La corneja artesana (Shutterstock)

Risiko Kesehatan

Pembalut sekali pakai mengandung pestisida, residu pupuk, dan pemutih. Efek jangka panjang penggunaannya dapat menyebabkan alergi, iritasi, bahkan gangguan produksi.

Tak jarang, banyak wanita yang mengalami kemerahan dan gatal-gatal akibat penggunaan pembalut sekali pakai. Efek lainnya bahkan dalam sebuah pembalut sekali pakai terdapat bahan kimia berbahaya seperti Styrene dan Chloromethane yang bisa mengganggu reproduksi hingga penyebab kanker.

Risiko Lingkungan

Bayangkan jika semua wanita menghabiskan lebih dari 20 pembalut dalam satu kali periode menstruasi, ada berapa banyak wanita yang sudah membuang pembalut ke lingkungan. Karena produk sekali pakai, pembalut ini hanya akan terbuang dan tertimbun di tempat pembuangan akhir.

Tak jarang, pembalut bisa mencemari lingkungan hingga ke lautan. Tentunya hal ini perlu dikurangi dengan cara beralih ke pembalut yang bisa dicuci pakai atau menggunakan menstrual cup.

Berikutnya

Yoona Sebarkan Pesan Never Settle for The Less dan Luncurkan Pembalut Organik Bebas Iritasi Untuk Perempuan Indonesia
Ilustrasi pembalut organik. (Sumber foto: Pexels.com)

Bahan Pembalut dari Plastik dan Kapas

Dalam memproduksi pembalut, dibutuhkan plastik dan kapas. Produksi masif ini membutuhkan banyak energi yang keluar dan menjadi salah satu pencemaran lingkungan.

Dalam satu pak pembalut, dikatakan sama dengan empat kantong plastik. Bahkan 90 persen komposisi pembalut memang terbuat dari plastik, lho.

Mulai Beralih ke Pembalut Jangka Panjang

Marine Conservation Society mengatakan ada sekitar 4,8 limbah pembalut yang ditemukan per 100 meter area pantai. Wah, tentu ini sangat menyedihkan.

Solusinya, ada pembalut yang bisa dicuci pakai agar bisa menekan limbah pembalut sekali pakai. Pembalut kain ini mudah ditemukan di online shop atau bulk store.

Biasanya, penggunaan pembalut kain bisa sampai tiga tahun lebih. Jika ingin lebih lama dan tidak ribet mencuci pembalut kain, kamu bisa beralih ke menstrual cup yang durasi pakainya bisa sampai 10 tahun.

Sudah memutuskan untuk beralih ke pembalut yang ramah lingkungan? Yuk, kita putuskan mata rantai sampah untuk kehidupan yang lebih baik.

 

Penulis: Fathia Uqimul Haq

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya