Liputan6.com, Yogyakarta - Pembalut wanita adalah produk kebersihan yang digunakan oleh hampir semua perempuan setiap bulannya. Akan tetapi, tidak banyak yang menyadari bahwa kandungan bahan dalam pembalut bisa berdampak serius pada kesehatan.
Mengutip dari Jurnal Kebidanan Malakbi, beberapa bahan yang umum ditemukan dalam pembalut, seperti tisu, kain non-tenun, dan polietilena, ternyata berpotensi mengandung zat kimia berbahaya. Zat-zat ini dapat memicu gangguan hormon hingga meningkatkan risiko kanker jika digunakan dalam jangka panjang.
Salah satu bahan yang perlu diwaspadai adalah tisu dan kain non-tenun. Kedua bahan ini sering digunakan sebagai inti penyerap dan lapisan atas pembalut.
Advertisement
Baca Juga
Jika dalam proses produksinya menggunakan metode pemutihan klorin, tisu dan kain non-tenun bisa mengandung dioksin. Dioksin adalah zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berpotensi menyebabkan kanker.
Selain itu, lapisan belakang yang biasanya terbuat dari polietilena (PE) juga mengandung bahan kimia seperti phthalates (zat kimia yang digunakan untuk membuat plastik menjadi kokoh dan fleksibel) dan BPA (ftalat dan bisphenol A adalah zat kimia yang digunakan sebagai plasticizer untuk membuat plastik dan produk lain). Kedua zat ini dikenal sebagai pengganggu endokrin yang dapat memengaruhi sistem hormon tubuh.
Beberapa merek pembalut juga menggunakan bahan tambahan seperti zat pendingin atau ekstrak daun mint dan sirih untuk memberikan sensasi dingin. Meski terdengar menyegarkan, bahan-bahan ini tidak selalu aman.
Zat pendingin dan ekstrak herbal bisa saja tercampur dengan zat kimia lain yang berpotensi menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit sensitif. Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam proses produksi pembalut juga dapat meninggalkan residu yang berbahaya bagi kesehatan.
Penting untuk mengecek kandungan bahan yang tertera pada kemasan pembalut sebelum membeli. Beberapa bahan yang perlu dihindari antara lain klorin, phthalates, BPA, dan polietilena.
Pemilihan pembalut yang aman dan bebas bahan kimia berbahaya dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Selain itu, alternatif seperti pembalut kain atau cawan menstruasi juga bisa menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan sehat.
Penulis: Ade Yofi Faidzun