Liputan6.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan, petani milenial di Jateng banyak mengadaptasi konsep smart farming, digitalisasi, dan Internet of Things (IoT). Ganjar mengatakan, tidak sedikit di antara anak-anak muda tersebut bahkan berinvestasi di bidang ini.
"Banyak ya, kelompok-kelompok tani, anak-anak muda, mereka membuat semacam ini (smart farming, digitalisasi, dan IoT), bahkan sudah ada yang investasi yang cukup tinggi," kata Ganjar usai menghadiri kegiatan Petani Muda Keren di Desa Gobleg Buleleng, Bali, Sabtu (8/10/2022).
Baca Juga
Ganjar mengatakan, salah satu penerapan konsep modern itu dilakukan oleh anak muda di Kudus. Ganjar menjelaskan, anak muda tersebut mengadaptasi konsep itu lewat model pertanian greenhouse.
Advertisement
Adapun pertanian di dalam greenhouse adalah sistem produksi tani yang menggabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari, dan iklim mikro. Greenhouse mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan, dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian.
"Mulai dari irigasi, pemupukan, pengobatan, dan sebagainya dalam green house dan itu dikendalikan betul-betul semuanya dengan komputer. Tentu itu investasi yang cukup mahal," kata Ganjar.
Selain di Kabupaten Kudus, Ganjar menyebut ada banyak pentani milenial di Jateng yang menjadi 'champion' untuk komoditas-komoditas tertentu. Semisal cabai, sayuran, dan sejumlah produk pertanian lainnya.
Oleh sebab itu, Ganjar pun membuka ruang sharing antara petani milenial di Jateng dan pegiat pertanian di seluruh Indonesia. Sehingga, kata Ganjar, learning proses adaptasi konsep smart farming, digitalisasi, dan IoT dapat berjalan merata.
"Kita bisa bertukar pengalaman ya, dari pengalaman mereka yang dimiliki di daerah ini, sehingga saling belajar lah. Jadi learning prosesnya ini bisa makin menyempurnakan, sangat bisa saling bertukar, sharing," katanya.
Politik Pangan
Ganjar berharap, ke depannya semakin banyak anak muda yang mau terjun dan memajukan dunia pertanian. Dengan begitu, Ganjar menyebut politik pangan Indonesia akan lebih menjanjikan.
"Kalau saya melihat situasi seperti ini politik pangan kita ke depan sangat menjanjikan karena anak-anak mudanya mau bertani. Mereka tidak takut kotor katanya, tidak takut basah, dan mereka pejuang yang hebat," pungkas Ganjar.
Sebagai informasi, jumlah petani milenial di Jateng tidak sedikit. Pada 2019 lalu, jumlah petani milenial tercatat 975.600 orang atau 33,7 persen dari 2,88 juta petani di Jateng. Sebanyak 57.600 orang di antaranya merupakan lulusan sarjana.
Advertisement