Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap orang akan membutuhkan orang lain untuk berbagi cerita atau mencurahkan hati (curhat). Ketika seseorang dipilih untuk menjadi teman cerita, itu berarti sebuah kepercayaan telah dibangun oleh si pemilik cerita.
Pasalnya, tak semua orang mempercayakan kisahnya pada orang lain. Hanya orang tertentu dan orang terpilihlah yang biasanya akan dijadikan sandaran karena dianggap pendengar yang baik.
Jika kamu menjadi salah satu orang terpilih tersebut, maka ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan karena ternyata menjadi pendengar tidaklah mudah. Alih-alih dapat meringankan beban seseorang, beberapa kesalahan kecil justru dapat memperburuk keadaan seseorang.
Advertisement
Baca Juga
Berikut beberapa hal sederhana yang bisa menjadi tips pendengar yang baik :
1. Dengarkan dengan saksama
Ketika mendengarkan cerita atau keluhan seseorang, kamu harus mengerahkan hati, energi, dan perhatian kepada orang tersebut. Hal tersebut dilakukan agar lawan bicaramu bisa merasakan ketulusan yang kita berikan, sehingga kenyamanan pun tercipta.
Ketulusan dan ketertarikan kita untuk mendengarkan juga bisa membangun kepercayaan mereka ketika bercerita kepada kita. Pastinya, beberapa kaitan tadi sangat berdampak positif untuk kesehatan mentalnya dan juga hubungan kamu dengan lawan bicara.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jangan Bandingkan Masalah
2. Jangan membandingkan masalahnya
Ketika temanmu sedang menceritakan keluh kesahnya atau menceritakan masalah yang sedang ia hadapi, sebaiknya jangan menyepelekan atau membandingkan masalah yang sedang ia hadapi dengan masalah orang lain atau masalah kamu sendiri.
Membandingkan masalahnya dengan yang lain justru akan membuatnya semakin khawatir.
3. Jangan potong ceritanya
Ketika lawan bicara sedang menjelaskan banyak hal, sebaiknya dengarkan sampai selesai. Hindari memotong, mengadu nasib, atau malah menyodorkan topik lain.
Hal tersebut sangat mempengaruhi mood lawan bicara dan memudarkan kenyamanan yang seharusnya tercipta. Jika sudah begitu, bisa jadi mereka tidak akan menjadikanmu tempat bercerita lagi.
Advertisement
Empati
4. Empati
Menjadi pendengar yang empatik tidak hanya sekadar mendengarkan dan memahami kronologis permasalahan, penyebab permasalahan, atau dalam kata lain ‘teknis’ dari kisah. Mendengar secara empatik lebih fokus pada bagaimana kamu menempatkan diri dalam permasalahan yang sama dengan lawan bicaramu seolah kamu berada di posisi yang sama dengannya dan merasakan emosi-emosi yang sama, seperti kekecewaan, keresahan, kebingungan, dan sebagainya.
Dengan kata lain, kamu melakukan mirroring atau pencerminan kembali pada dirimu atas apa yang diceritakan oleh lawan bicaramu. Sehingga kamu mendapatkan pemahaman utuh yang tidak hanya mengenai kronologis kisah, tetapi juga bagaimana kejadian atau kisah tersebut dapat mempengaruhi pikiran atau psikologismu.
5. Jangan beri saran jika tidak diminta
Memberi saran untuk suatu masalah memang sangat penting. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan jika lawan bicaramu memintanya.
Terkadang, beberapa orang hanya ingin bercerita untuk dapat mengurangi bebannya. Jika lawan bicaramu tidak meminta saran, cukup dengarkan dan berikan respon yang positif dan menenangkan.
6. Jangan umbar ceritanya
Selain mendengarkan masalahnya dengan baik, kamu juga seharusnya bisa menjaga cerita temanmu dengan baik. Hindari menceritakan masalahnya dengan orang lain yang justru akan membuat masalahnya tersebar. Hargai ketersediannya untuk bercerita dengan menyimpan cerita tersebut hanya untuk kalian berdua. Sebagai pendengarnya, kepercayaan yang sudah terbangun sudah seharusnya dijaga.
7. Ketahui batasan mentalmu
Menjadi pendengar bagi masalah orang lain, tentu akan memberikan dampak pada kondisi mentalmu. Jika ceritanya memberikan dampak buruk bagi kesehatan mentalmu, cobalah untuk meminta jeda.
Tidak ada salahnya jika kalian berdua menjadi sosok yang saling bercerita, bukan hanya sebatas pendengar dan pencerita. Hal ini akan lebih merekatkan hubungan pertemanan karena secara perlahan kalian akan saling memahami satu sama lain.
(Resla Aknaita Chak)