Liputan6.com, Palembang - Tiga minggu sudah, AM (16), siswa 5i Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jawa Timur (Jatim) meninggal dunia. Kematian AM diduga karena penganiayaan yang dilakukan seniornya, di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor 1 Ponorogo.
Berbagai jalur ditempuh Rusdi-Soimah, untuk mendapatkan keadilan dan menguak misteri kematian anak sulungnya tersebut. Mulai dari mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, yang akhirnya diviralkannya di akun Instagram @hotmanparisofficial.
Advertisement
Baca Juga
Hingga proses autopsi jenazah AM yang dilakukan tim forensik dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara M Hasan dan RSUP Mohammad Hoesin Palembang, dikawal oleh tim penyidik Polres Ponorogo, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sei Selayur Palembang.
Para petinggi Ponpes Gontor 1 Ponorogo Jatim pun, sudah berkunjung ke Kota Palembang, berziarah ke makam AM hingga mengikuti takziah di rumah duka, di Kecamatan Kalidono Palembang Sumsel.
Kini, kabar mengejutkan sampai ke telinga Soimah. Dia menangis haru ketika mendengar sudah ada dua orang tersangka yang dulu adalah santri Gontor 1, yang diduga menganiaya anaknya hingga meninggal dunia.
Kedua tersangka yang merupakan mantan santri Ponpes Gontor 1, yakni MFA (18) asal Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) dan IH (17) asal Pangkal Pinang Bangka Belitung (Babel).
Soimah (45), ibunda AM mengucap syukur karena aparat kepolisian sudah menetapkan senior AM, sebagai tersangka penganiayaan maut.
"Alhamdulillah sedikit lega dengan tertangkapnya dua tersangka," ucapnya sambil menangis haru, Senin (12/9/2022).
Dia berharap agar pihak kepolisian bisa terus mendalami, penyebab kematian anaknya tersebut. Soimah juga meminta agar kasus penganiayaan maut tersebut, bisa diusut sampai tuntas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ingin Bertemu Tersangka
Harapannya, polisi tak hanya mengungkap siapa saja tersangka penganiaya AM, tapi juga pihak-pihak terkait yang menyebabkan anaknya meninggal dunia.
"Semoga permasalahannya bisa terang benderang dan jelas. Ya Allah, sungguh teganya mereka, Ya Allah," ucap Soimah.
Soimah juga berharap bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan kedua tersangka tersebut. Dia ingin melihat secara langsung, bagaimana wajah kedua senior AM, yang tega menganiaya anaknya hingga meninggal dunia.
Advertisement
Peluk Kedua Tersangka
“Aku ingin lihat benar wajahnya, seperti apa wajah mereka yang tega menganiaya anak saya. Ingin aku peluk mereka, kupeluk erat. Tidak mau ngomong apa pun ke mereka, mungkin cuma bisa nangis saja,” katanya.
Sejauh ini, orangtua AM dan kuasa hukumnya tetap akan memantau perkembangan kasus kematian anaknya. Yang terpenting baginya, proses hukum tetap berjalan hingga tuntas.
“Sekali lagi, pihak kepolisian juga jangan hanya tersangka saja, tapi pihak lain juga harus diusut tuntas,” ucap Soimah.