Liputan6.com, Gorontalo - Pelaksanaan wisuda Universitas Negeri Gorontalo (UNG), yang digelar Rabu (28/9/2022) menjadi sebuah momen bahagia untuk 1.398 wisudawan yang berhasil meraih gelar akademik doktor, magister, profesi, sarjana, dan diploma.
Namun, momen itu mendadak dipenuhi haru dan air mata, terutama bagi Kurnia Rahma Sari Imo Heremba, wisudawati program studi S1 kesehatan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Keinginan Kurnia untuk bisa mempersembahkan keberhasilannya meraih gelar sarjana kepada sang ibunda tidak bisa dia lakukan. Ia tidak bisa didampingi Ibunda pada momen sakral wisuda tersebut.
Ibunda dari Kurnia yang datang jauh dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, meninggal dunia Rabu pukul 01.00 Wita saat berada di Kota Gorontalo.
Sang Ibunda berencana akan menghadiri acara wisuda anak semata wayangnya. Namun, Tuhan berkata lain, Ibunda Kurnia harus pergi menjelang prosesi wisuda.
Kesedihan dari Kurnia bahkan ikut dirasakan oleh seluruh orang yang hadir pada prosesi wisuda. Rektor UNG, Eduart Wolok, ikut meneteskan air mata, atas kesedihan yang dialami mahasiswanya itu, saat melakukan pemindahan tali kuncir.
Secara khusus Rektor turut menyampaikan duka cita yang mendalam kepada Kurnia dan keluarga yang tengah dirundung duka. Menurutnya, hadir dalam prosesi wisuda dalam keadaan duka tentunya sangat berat untuk dilalui, terlebih, duka tersebut dari orangtua yang merupakan pendukung utama mahasiswa dalam menempuh pendidikan di kampus.
"Insya Allah Ibunda akan memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT. Tetap kuat dan sabar untuk Kurnia, semoga kesuksesan akan selalu menyertaimu," kata Rektor UNG.
Dikabarkan, Ibunda Kurnia terserang penyakit sesak napas, dan masuk angin selama perjalanan menuju Gorontalo. Perjalanan menuju Gorontalo dirasa cukup melelahkan karena membutuhkan waktu sekitar 2 hari.
Usai sampai di Gorontalo, ibu Kurnia langsung dilarikan ke rumah sakit. Hingga akhirnya, ibunda Kurnia tidak bisa tertolong dan melihat prosesi wisuda putrinya itu.