Pengamanan KTT G20, Panglima TNI Singgung Serangan Siber hingga Rusia

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan bahwa kerja sama intelijen militer dengan negara-negara tetangga berjalan baik untuk mengamankan perhelatan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2022, 00:51 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 00:40 WIB
Bahas Wilayah Negara, Panglima TNI dan Komite I DPD Lakukan Rapat Kerja
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat mengikuti rapat dengan Komite I DPD di Nusantara VI, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Rapat kerja ini membahas mengenai Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan bahwa kerja sama intelijen militer dengan negara-negara tetangga berjalan baik untuk mengamankan perhelatan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022.

"Saya menggunakan cara kerja yang sama pada saat latihan Super Garuda Shield. Jadi, TNI bekerja sama dengan intelijen militer dari negara-negara tetangga," kata Andika Perkasa saat mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Presidensi G20 di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin.

Kerja sama tersebut, kata dia, yang kemudian membuat pihaknya lebih teliti untuk mendeteksi tentang potensi-potensi gangguan atau rencana-rencana tertentu. Ia mengakui bahwa ada serangan siber yang mencoba mengganggu keamanan sistem pertahanan bangsa Indonesia.

"Sejauh ini secara umum, selain "cyber" kelihatannya belum ada yang signifikan. Tapi, kalau "cyber" memang harus saya akui ada. Itu dari saya," kata dia, dikutip Antara.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mengaku telah berbicara dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

"'Cyber' ini saya tidak (akan jelaskan) detailnya, tetapi yang jelas kita bersama BSNN bersama BIN dan Polri sudah berkali-kali untuk mencoba melakukan simulasi dan kebetulan ada gangguan yang real atau beneran, tetapi itu justru membuat kami lebih matang sebenarnya," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Pengamanan Delegasi Rusia

Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)

Andika Perkasa menyatakan serangan-serangan membuat pihaknya memberikan respons di mana respons itu sebetulnya malah membuat TNI-Polri lebih siap untuk menghadapi serangan serupa.

Meskipun demikian, dirinya tetap menghimbau semua masyarakat Indonesia yang mempunyai "skill" dan kemampuan kemudian melihat adanya percobaan-percobaan gangguan terhadap jaringan cyber untuk mendukung posisi TNI-Polri.

Sementara itu, untuk pengamanan delegasi dan kepala negara, TNI sudah berkoordinasi dengan negara-negara anggota termasuk "Secret Service" Rusia.

"Kalau kedatangan saya belum tahu. Kan pemerintah melalui Menteri Luar Negeri sudah mengumumkan, tetapi kalau 'Secret Service' Rusia sudah berkomunikasi dengan kami dan kita sudah akomodasi sejauh mungkin sehingga harapan kita adalah tim mereka sudah merasa 'save' karena apa yang dibutuhkan di sini disiapkan," kata Andika.

Yang pasti, kata Andika Perkasa, pihaknya siap untuk mengamankan semua kepala negara dan delegasi yang akan mengikuti puncak perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Badung, Bali.

"Bahwa kepala negara hadir, baik yang sudah konfirmasi maupun belum, pokoknya kita ingin memastikan keberadaan mereka di sini senyaman dan seaman mungkin karena kita ingin fokus penyelenggaraan G20 ini benar-benar bisa dilakukan dengan sukses oleh pemerintah," kata Andika Perkasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya