Liputan6.com, Jakarta - Alam menyuguhkan berbagai macam pemandangan elok dan rupawan. Mulai dari pantai, gunung, bukit, sungai, dan pemandangan lain yang memiliki bahkan tingkat resiko yang tinggi bagi penikmatnya. Bagi para pendaki khususnya dari pulau Sumatera, tentu tak asing lagi dengan Bukit Kaba. Bukit Kaba berlokasi di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu di Kota Curup.
Bukit Kaba adalah gunung api aktif tipe A, yaitu tipe gunung yang pernah meletus tahun 1600 dan masih aktif sampai sekarang. Ada delapan kawah yang dimiliki gunung ini tapi lima di antaranya tertutup vegetasi. Pengunjung Bukit Kaba tak hanya dari pendaki pulau Sumatera, tetapi juga dari luar pulau. Mereka berbondong-bondong menjejakkan kaki di ketinggian 1.962 Mdpl.
Suasana Bukit Kaba pada malam hari jauh lebih eksotis. Kerlap-kerlip bintang, gradasi cahaya pedesaan dan kehidupan yang samar terlihat dari binar lampu-lampu rumah warga. Bukit Kaba juga merupakan gunung berapi yang masih aktif sampai sekarang. Masuk dalam Taman Wisata Alam tempat konservasi bunga terbesar di dunia yaitu bunga raksasa Rafflesia Arnoldi.
Advertisement
Waktu tempuh dari pos pendakian menuju puncak sekitar dua sampai tiga jam perjalanan. Pos jaga pendakian dikelola oleh Pokdarwis (KelompoK Sadar Wisata) Bukit Kaba. Kelompok ini merupakan organisasi sejak tahun 2000 yang dikelola oleh warga desa Sumber Urip, bekerja sama dengan BKSDA Bengkulu sebagai pemangku kawasan TWA.
Para calon pendaki Bukit Kaba hanya perlu merogoh tiket masuk Rp5.000 dan jasa BUMDES sebesar Rp6.500. Kemudian biaya asuransi Rp1.000. Pendaki juga bisa menitipkan kendaraan di tempat parkir dengan biaya Rp10.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp15.000 untuk kendaraan roda empat.
Tiba di posko Pokdarwis, pendaki dapat bermalam terlebih dahulu ataupun langsung memulai pendakian. Di posko ini pendaki harus melakukan registrasi sebelum memulai pendakian.
Jalur pendakian Bukit Kaba semakin ke atas vegetasi pepohonan akan semakin merendah, menandakan perjalanan sudah hampir sampai ke puncak tempat pendirian tenda.
Di sini ada beberapa sumber mata air yang biasa digunakan untuk memasak mi saat suasana sedang dingin-dinginnya di puncak Bukit Kaba. Jika malam cerah, kerlap-kerlip bintang di atas langit sungguh memanjakan mata, sementara dari bawah di kejauhan, ribuan lampu rumah dan bangunan warga Kota Curup terbentang bak permadani.
Dijamin, pemandangan yang luar biasa itu akan membuat malam terasa damai dan menyenangkan. Terlebih, panorama sunset dan sunrise dari bukit ini yang bakal menjadi pengalaman tak terlupakan dalam hidup.
Â
Simak video pilihan berikut ini: