Cegah Banjir dan Kekeringan, Pemkab Sukoharjo Gencar Bangun Sumur Resapan

Dalam kurun waktu 20 hari hampir setiap hari Kabupaten Sukoharjo terjadi hujan sedang dan bahkan lebat. Bahkan beberapa wilayah di Kabupaten penghasil souvenir itu mengalami banjir. DLH mengaku tengah membangun beberapa sumur resapan untuk menampung resapan air hujan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 22 Feb 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 22:00 WIB
Sumur Resapan
ilustrasi by: Wawan

Liputan6.com, Sukoharjo Ketika musim penghujan datang, Kabupaten Sukoharjo menjadi daerah langganan banjir dalam beberapa tahun belakang ini. Beberapa wilayahnya seperti Kecamatan Grogol, Solo Baru, Bulu, Weru, dan juga Kecamatan Mojolaban dihantui ancaman banjir.

Tak ingin masalah terus berlarut, pemerintahan kabupaten khususnya Dinas Lingkungan Hidup membuat sumur resapan dan juga lubang-lubang resapan air hujan. Sudah ada empat sumur resapan yang dibangun di Sukoharjo Selatan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Agus Suprapto mengaku sudah membangun sumur-sumur resapan di wilayah yang akhir tahun 2022 lalu juga mengalami banjir.

"Wilayah Sukoharjo selatan itu ada di Desa Ngasinan, Weru, dan ada satu yang dibangun di wilayah Solo Baru. Semuanya masih dalam tahap pengerjaan," katanya kepada Liputan6.com di Sukoharjo, Senin (20/2/2023).

Dirinya mengaku, alasan daerah tersebut menjadi prioritas dibangunnya sumur resapan, lantaran pada akhir tahun 2022 lalu, wilayah itu mengalami kebanjiran cukup parah yang menyebabkan rumah-rumah terendam sehingga warga harus mengungsi.

"Untuk saat ini wilayah selatan dulu pengerjaannya, nanti baru akan kita ajukan untuk wilayah lainnya. Tiga titik di Desa Ngasinan dan satu titik di daerah Solo Baru," ujar dia.

Menurutnya, wilayah Kecamatan Bulu selain menjadi titik awal pembuatan sumur resapan juga menjadi prioritas lantaran area banjir Sukoharjo itu merupakan pusat pendidikan. Pembiayaan terkait sumur resapan juga harus melalui anggaran yang diajukan dahulu melalui pemerintahan.

 

Target Tri Wulan Pertama 2023

"Tri wulan ini proses pengerjaan untuk Desa Ngasinan (SDN Ngasinan 3) dulu. Selanjutnya, nanti kita ajukan untuk perubahan, karena kalau hibah harus sudah jelas untuk by name by addres-nya," katanya.

Menurutnya, tak hanya menjadi resapan air hujan ketika musim penghujan, sumur resapan ini bisa mencegah kekeringan ketika musim kemarau datang. Agus berharap program sumur resapan tersebut mampu melindungi rumah-rumah warga dari banjir, sekaligus menjadi antisipasi penyimpanan air ketika datangnya kemarau.

"Sebagai wadah resapan air hujan dan itu juga bisa dimanfaatkan ketika musim kemarau. Jadi tidak ada wilayah yang mengalami kekeringan," dia mengakhiri.

Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, di kawasan Jawa Tengah terjadi hujan terus-menerus yang menyebabkan wilayah-wilayah mengalami banjir, khususnya di Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, dan juga pusat perekonomian Sukoharjo yakni, Solo Baru.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo tak hanya membuat sumur resapan, tapi membuat lubang-lubang resapan atau biopori sebanyak 29 lubang pengeboran dengan kedalaman masing-masing 1 meter dengan diameter 10 cm, sebanyak 600 lubang resapan.

Wilayah yang akan dibangun lubang-lubang biopori pada tahun 2023 adalah MIN Sukoharjo, KWT Kumalasari Begajah, MIN Kertonatan, Proklim Bodeyan, Proklim Karangmojo, Proklim II Purbayan, Proklim Mekarsari Desa Serut, SDN 1 Trangsan Gatak, SDN 3 Genengsari, SDN Gumpang 1, SDN Kemasan 2 Polokarto, SDN Kemasan 1 Polokarto, SDN Pandeyan 2 Baki Pandeyan, SMPN 2 Weru, SMPN 5 Sukoharjo, Proklim Trangsan, dan SMP Widya Wacana.

Hal itu membuat masyarakat harus mengungsi, bahkan, jalan-jalan dan perumahan di sekitar Jembatan Mojo, wilayahnya terendam air hingga pinggang orang dewasa. Tak hanya membuat warganya harus mengungsi kebanjiran tersebut, menutup jalanan menjadi solusi karena tidak bisa dilalui kendaraan roda dua atau lebih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya