Kawasan Angker di Solo yang Kerap Makan Tumbal

Sebelum dibuka sebagai jembatan dan jalan, kawasan angker Solo ini ditumbuhi pohon-pohon tua.

oleh Tifani diperbarui 24 Mar 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2023, 03:00 WIB
Kawasan Angker
Ilustrasi kawasan angker (Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Solo - Sebuah kawasan persimpangan dan jembatan di Kota Solo tengah menjadi buah bibir setelah disebut sebagai tempat mencari tumbal. Kawasan angker ini berada di Kecamatan Jebres.

Meski telah selesai direvitalisasi pada tahun lalu, kesan angker kawasan ini masih sangat terasa. Bahkan, menurut warga setempat, dulunya jembatan angker ini pamali untuk dilewati karena tersohor akan keangkerannya.

Dikutip dari laman Instgram @misterisolo, dulunya jembatan ini didirikan bersamaan dengan dibuatnya sodetan sungai. Fungsinya, sebagai pencegah banjir di Kota Solo saat itu.

Sebelum dibuka sebagai jembatan dan jalan, kawasan angker Solo ini ditumbuhi pohon-pohon tua. Masyarakat sekitar percaya, pohon-pohon tua ini lah yang menjadi tempat orang melakukan aksi untuk mengakhiri hidup.

Kala itu, cukup banyak penemuan kasus gantung diri di kawasan angker ini. Banyaknya kisah mengerikan di kawasan ini membuatnya menjadi sarang ilmu hitam.

Banyak "dukun" yang membuka praktik di kawasan angker ini. Praktik dukun yang pernah dibuka di kawasan ini juga beragam, mulai ilmu pengasihan, ramalan masa depan, hingga nomor judi togel.

Bahkan, ada banyak praktik mencari tumbal di tempat ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang melakukan sebuah ritual secara terang-terangan saat malam-malam tertentu.

Banyaknya kasus mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kawasan angker ini, membentuk sebuah cerita urban yang masih dipercaya hingga saat ini. Cerita urban mengenai sosok makhluk astral bernama setan kendat.

Entitas astral ini disebut-sebut berbentuk seperti orang yang tercekik dan tergantung di atas pohon-pohon tua. Masyarakat sekitar juga percaya, barang siapa yang melihat makhluk astral hantu kendat ini, tidak akan berumur panjang.

Hal ini yang menjadi sebab para orang dahulu melarang sanak familinya melewati daerah ini ketika senja datang. Meskipun telah menjadi cerita lama, mitos ini muncul lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya