Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengaku akan segera menggelar operasi pasar (OP) dan bazar pangan murah untuk menekan kenaikan harga akibat kekeringan panjang.
Pasokan lainnya terdapat dari bantuan presiden untuk memenuhi salah satu komoditas utama kebutuhan masyarakat ini untuk 4,1 juta keluarga penerima manfaat (KPM) Jawa Barat.
Baca Juga
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menjanjikan untuk gelaran OP dan bazar pangan murah akan dilakukan dalam waktu dekat.
Advertisement
"(Sebanyak) 57 kali (OP) sudah disiapkan anggarannya. Ini kan sudah merupakan konsen kita, jadi anggarannya sudah dibikin. Untuk masalah beras tadi dan juga sumber air, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sudah menyiapkan 5,7 juta liter air untuk ke berbagai kabupaten dan kota," ujar Bey saat konferensi pers, Bandung, Senin, 18 September 2023.
Bey mengatakan sedikitnya terdapat tiga daerah yang diutamakan dalam penyaluran air akibat terdampak kekeringan antara lain Indramayu, Bekasi, dan Sukabumi.
Secara keseluruhan total daerah yang mengalami kekeringan di Provinsi Jawa Barat mencapai 18 kota dan kabupaten.
Bey berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan modifikasi cuaca bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI)
"Dari BMKG dan TNI menyebutkan kemungkinan besar kekeringan ini sampai November 2023. Diharapkan pada bulan itu hujan turun," kata Bey.
Meski telah menentukan strategi operasi pasar dan bazar pangan untuk menekan kenaikan harga beras, ketersediaan diklaim Bey masih aman jumlahnya.
Sementara itu, pada Kamis 7 September 2023, Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung mencatat harga beras premium berkisar di Rp13.500 hingga Rp15.000 per kg.
Padahal, sebelumnya pada 31 Agustus 2023 lalu, harga beras premium di Kota Bandung dibandrol Rp14.000 per kilogram.
Sama halnya dengan harga beras medium. Pada tiga pekan lalu dijual Rp 12.500 per kg, tetapi selama sepekan terakhir harga melonjak menjadi Rp13.000 per kg.