Fatir Bocah SD Korban Bullying di Bekasi Meninggal Dunia

Fatir Bocah berusia 12 tahun yang mengalami perundungan di Bekasi. Dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (7/12/2023) dini hari.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 08 Des 2023, 15:19 WIB
Diterbitkan 08 Des 2023, 15:19 WIB
Korban Perundungan
Seorang bocah berinisial F (12) harus menjalani amputasi kaki usai diduga menjadi korban perundungan teman-teman sekolahnya. (Liputan6.com/ Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Bandung - Fatir Arya Adinata (12) siswa sekolah dasar asal Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia. Fatir merupakan korban perundungan yang sampai menjalani operasi amputasi kaki.

Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh kuasa hukum keluarga Fatir yaitu Mila Ayu Dewata Sari di Cikarang pada Kamis (7/12/2023). Diketahui Fatir meninggal dunia di Rumah Sakit Hermina Bekasi.

“Iya betul, mohon doanya. Fatir meninggal dunia hari ini pukul 02.25 WIB di Rumah Sakit Hermina Bekasi,” ujarnya mengutip dari Antara.

Pihaknya juga menjelaskan sebelum meninggal dunia Fatir sempat mengalami drop hingga sesak napas ketika berada di rumah. Kemudian Fatir dibawa ke Rumah Sakit Multazam Medika di Bekasi.

Melalui hasil pemeriksaan pada paru-paru Fatir ditemukan adanya cairan dan dirujuk ke Rumah Sakit Dharmais Jakarta untuk mendapatkan tindakan. Kemudian setelah mendapatkan tindakan medis Fatir diperbolehkan pulang kerumah.

Namun Fatir kembali mengalami sesak nafas kali kedua dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bekasi pada Rabu (6/12/2023). Adapun di rumah sakit tersebut Fatir dinyatakan meninggal dunia pada Kamis dini hari.

“Hari Rabu kemarin Fatir kembali mengalami sesak napas hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bekasi. Fatir dinyatakan meninggal dunia pada Kamis dini hari,” ujarnya.

Kuasa Hukum Fatir berharap melalui kejadian tersebut tidak ada kejadian serupa yang terjadi kembali. Terutama kasus perundungan yang berdampak berbahaya kepada korban hingga menyebabkan sakit fisik, cacat, hingga meninggal dunia.

“Semoga apa yang terjadi kepada adik Fatir ini menjadi terakhir kalinya dan ke depan tidak boleh ada lagi kejadian serupa terulang. Mari bersama-sama kita perang terhadap bullying, setiap masyarakat punya peranan kok untuk mencegah kasus ini terjadi,” ujarnya.

Kronologi Perundungan Fatir

Ilustrasi bullying anak di sekolah
Ilustrasi bullying anak di sekolah. (Photo by Mikhail Nilov from Pexels)

Sebelumnya kasus perundungan Fatir seorang siswa berusia 12 tahun di Bekasi harus diamputasi diduga usai menjadi korban perundungan teman-temannya di sekolah. Keputusan amputasi tersebut dilakukan karena Fatir mendapatkan aniaya yang memicu penyakit ganas.

Melansir dari Liputan6 Diana (40) ibu korban menceritakan awal peristiwa yang dialami oleh anaknya tersebut. Diketahui kejadian berawal pada Februari 2023 ketika Fatir duduk di bangku kelas 6 SD.

Saat itu Fatir yang hendak berangkat sekolah tiba-tiba menahan rasa sakit pada bagian kakinya. Korban terlihat meringis kesakitan sehingga ibunya langsung memeriksa kaki Fatir yang ternyata ada memar.

Sebagai ibu Diana kemudian bertanya kepada anaknya tersebut mengapa kakinya bisa memar. Namun saat itu korban tidak ingin menjawab dan terlihat seperti ketakutan sampai meminta ibunya untuk tidak marah.

“Dia bilang “mama janji dulu ya jangan marah, mama janji ya” seperti orang ketakutan,” ujar Diana pada Rabu (1/11/2023).

Diana kemudian terus meminta anaknya untuk bercerita sampi akhirnya terkuak jika anaknya tersebut mengalami perundungan oleh teman sekolahnya.

Terjatuh Hingga Kondisi Korban Semakin Parah

Ilustrasi bullying anak di sekolah, penindasan, perundungan
Ilustrasi bullying anak di sekolah, penindasan, perundungan. (Image by brgfx on Freepik)

Ibu Fatir menceritakan jika anaknya tersebut saat itu hendak jajan ke kantin dengan lima orang temannya. Namun salah satunya kemudian sengaja menyelengkat kaki korban hingga terjatuh cukup kencang.

Korban diketahui mengalami luka pada bagian kaki dan tangan namun justru mendapatkan olok-olokan dari teman-temannya. Sambil menahan sakit Fatir malah mendapatkan ancaman untuk tidak bercerita kepada siapapun.

Sejak itu sayangnya aksi perundungan terhadap Fatir masih terus berlanjut dan korban yang takut tidak ingin bercerita kepada orangtuanya. Anak berusia 12 tahun tersebut tak menghiraukan luka yang dialaminya dengan pikiran akan segera sembuh.

Namun sebaliknya kondisi luka Fatir ternyata semakin parah sampai membuatnya tidak bisa bangun. Orang tua pun kemudian meminta Fatir bercerita awal mula sakit pada bagian kakinya tersebut.

“Akhirnya saya paksa untuk mengaku dan saya kaget dengan apa yang terjadi dan dialami anak saya,” ujarnya.

Mengalami Kanker Tulang

Dampak Keluarga Broken Home pada Anak
Ilustrasi bullying/credit: pexels.com/Mikhail

Kondisi Fatir yang mengkhawatirkan akhirnya dibawa oleh orang tua ke rumah sakit dan awalnya diperiksa oleh Rumah Sakit Hermina. Fatir didiagnosa mengalami infeksi bagian dalam dan harus menjalani operasi.

Namun keluarga berupaya untuk mencari opsi lain dengan mendatangi Rumah Sakit Pondok Indah hingga RSCM. Selain itu kondisi kaki korban yang semakin memburuk akhirnya dirujuk ke RS Dharmais.

Setelah itu Fatir menjalani pemeriksaan dan dinyatakan mengalami kanker tulang yang aktif setelah dirinya jatuh. Dokter harus memberikan pilihan sulit dengan mengamputasi kaki kiri Fatir karena infeksi sudah semakin parah.

“Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan. Jadi harus diamputasi,” ujar Diana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya