Rencana Pemerintah Korsel Sensor Adegan Merokok di Drama Korea Tuai Kontroversi

Sontak hal itupun mengundang kegemparan, warganet dibuat bingung dengan pengumuman pemerintah Korea Selatan soal sensor-menyensor tersebut.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Feb 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 03:00 WIB
drakor-kezo
ilustrasi rekomendasi drama korea bertema sekolah/pexels

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Korea Selatan berencana untuk membatasi penggambaran adegan merokok dalam setiap serial drama Korea (drakor). Upaya ini dilakukan sebagai sensor media untuk mendorong remaja tidak merokok di usianya.

Pihak pemerintah Korsel mempercayai dengan menyarangkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk ambil bagian dalam sensor film untuk adegan merokok dapat menekan angka remaja merokok.

Pada Minggu (4/2/2024), Herald Corporation melaporkan bahwa Netflix dan layanan streaming video online (OTT) lainnya menghadapi kritik karena mengekspos adegan merokok tanpa batasan, yang diyakini mendorong remaja untuk merokok.

Sontak hal itupun mengundang kegemparan, warganet dibuat bingung dengan pengumuman pemerintah Korea Selatan soal sensor-menyensor tersebut.

Dikutip dari Allkpop, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan telah mengungkapkan partisipasinya dalam Konferensi ke-10 Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO (FCTC) yang ditetapkan pada akhir bulan ini.

Tujuan mereka untuk mendesak negara-negara anggota agar mengadopsi langkah-langkah untuk membatasi penggambaran adegan tembakau dan merokok di platform layanan streaming dan media lainnya.

Saat ini, dalam beberapa drakor dan acara hiburan, adegan merokok sengaja dihilangkan atau diburamkan secara diam-diam, namun di platform layanan streaming, adegan tersebut diekspos tanpa batasan khusus.

Misalnya, serial Netflix 'Doona!' adalah salah satunya, dimana tokoh protagonis yang diperankan oleh Suzy sering terlihat merokok untuk mencerminkan webtoon aslinya.

Sementara itu, banyak warganet berkomentar di berbagai platform untuk membahas masalah ini dengan mengacu pada bentuk penggambaran lain di media.

Banyak yang menyuarakan pendapatnya bahwa rokok cenderung memiliki reputasi yang relatif buruk di Korea jika dibandingkan dengan minuman beralkohol, penggunaan narkoba, dan kekerasan.

Secara khusus, kelonggaran media Korea Selatan terhadap penggambaran budaya minum dan alkoholisme telah mendapat sorotan. Ada warganet Korea berkomentar "jika peraturan diperlukan untuk merokok di layar, maka peraturan tersebut harus berlaku sama untuk minuman keras dan penggunaan narkoba."

Tidak bisa dimungkiri, adegan minum alkohol atau kekerasan, dan narkoba jelas merupakan sebuah hal yang negatif. Sehingga anggapan standar ganda warganet terkait sensor pemerintah Korsel patut diperdebatkan.

Dalam serial drama Korea, tidak sedikit adegan kekerasan seperti yang bisa disaksikan dalam Moving dan A Shop For Killers yang baru-baru ini tayang di platform streaming.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya