Alasan Warga Sumsel Pilih Golput dan Rusak Surat Suara di Pemilu 2024

Tiga orang warga Sumsel memilih golput dan merusak surat suara dan golput saat perhelatan Pemilu 2024 ini.

oleh Nefri Inge diperbarui 14 Feb 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2024, 13:42 WIB
[Bintang] GOLPUT
Ilustrasi Golput | Via: facebook.com/maharani-ardini

Liputan6.com, Palembang - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) sejauh ini berjalan aman dan kondusif.

Namun, ternyata masih ada warga Sumsel yang memilih menjadi golongan putih (golput), bahkan ada yang sengaja merusak surat suaranya.

Ada banyak alasan kenapa mereka memilih menjadi golput dan menggunakan hak suaranya dengan merusak surat suara di bilik pencoblosan.

Seperti diungkapkan Tiar (36), warga Kelurahan Lebok Gajah Kecamatan Sematang Borang Palembang Sumsel, yang baru pertama kali mencoblos.

Di Pemilu tahun-tahun sebelumnya, Tiar memilih menjadi golput dan tidak pernah hadir menyalurkan suaranya ke TPS di dekat rumahnya.

Namun berbeda di Pemilu 2024 ini, dia akhirnya tergerak untuk menggunakan hak suaranya dan mencoblos calon presiden (capres) dan calon legislatif (caleg).

Bukannya memilih salah satu kandidat, Tiar malah sengaja merusak semua surat suaranya sebagai bentuk anti-dukungan ke seluruh kandidat capres dan caleg.

"Baru kali ini ke TPS untuk nyoblos, tapi saya coblos semuanya, saya rusak surat suara saya sendiri, agar ada tanda tinta di jari saya," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (14/2/2024).

Salah satu alasannya merusak surat suara, karena ingin mencegah kecurangan-kecurangan dari surat suara yang tidak digunakan.

Dia memilih tidak memihak salah satu capres dan caleg, karena belum menemukan kandidat yang benar-benar memihak ke warga, terutama ke lingkungan tempat tinggalnya.

"Belum ada yang sreg dari semua caleg, tidak ada yang menyasar ke saya sebagai warga. Untuk capres, sama saja, masih belum percaya dengan janji-janji semua capres," ujarnya.

Lain lagi dengan Yuka, warga Kecamatan Ilir Timur II Palembang yang memilih absen hadir ke TPS di dekat rumahnya.

Di Pemilu sebelumnya, dia bahkan datang mencoblos di TPS di dekat rumahnya, tetapi tidak untuk mendukung salah satu capres ataupun caleg.

Sama seperti Tiar, dia memilih merusak surat suara agar surat suaranya tidak digunakan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.

"Tapi tahun ini saya absen dulu, tidak ikut mencoblos karena sudah bekerja sejak pukul 07.00 WIB," katanya di Palembang Sumsel.

Seperti Pemilu di tahun-tahun sebelumnya, dia juga tidak mempunyai kandidat capres dan caleg yang akan dipilihnya.

 

Tak Bisa Nyoblos

[Bintang] Golput Itu Nggak Keren! Biar Suaranya Sah, Begini Cara Nyoblos di Pilkada Serentak 2018
Jangan sampai suara kamu malah tidak sah, begini cara nyoblos di Pilkada Serentak 2018 yang benar. (Ilustrasi: Liputan6.com)

Sementara itu, Tunggal (40), warga Banyuasin Sumsel terpaksa tidak bisa ikut mencoblos di Pemilu 2024 ini, karena istrinya sedang dirawat di rumah sakit.

Dia sempat bertanya ke salah satu petugas rumah sakit, apakah ada layanan untuk pencoblosan di rumah sakit, namun ternyata tidak ada petugas KPPS yang datang ke rumah sakit di Palembang tersebut.

"Terpaksa Pemilu 2024 ini tidak mencoblos, karena saya tidak bisa keluar rumah sakit, istri saya tidak bisa ditinggalkan," ucapnya.

Dia mengaku, rajin mengikuti pencoblosan di Pemilu sebelumnya untuk menyalurkan suaranya dalam pesta demokrasi tersebut.

Tapi surat suara yang diperolehnya, akan dirusaknya dengan mencoblos semua foto capres dan caleg yang tertera di surat suara.

Apalagi tahun ini, dia sama sekali tidak tertarik dengan satu pun capres yang maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebagai seorang jurnalis di Sumsel, dia tidak menemukan satu sosok capres yang peduli dan mampu menyuarakan hak-hak jurnalis di Indonesia.

"Saya absen tahun ini, tidak masalah masuk golput. Karena seluruh capres tidak ada yang menyuarakan profesi saya. Baik Anies Baswedan, Prabowo Subianto, ataupun Ganjar Pranowo," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya