Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 12 Maret, masyarakat dunia memperingati Hari Glaukoma Sedunia atau World Glaucoma Day. Peringatan ini sekaligus mejadi momentum untuk lebih mengenal dan waspada terhadap penyakit penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia ini.
Sesuai dengan yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata yang akan menyebar ke seluruh bola mata.
Hal itu menyebabkan penekanan pada saraf penglihatan, sehingga terjadi penyempitan lapang pandang. Jika tidak ditangani segera, maka akan berakhir dengan kebutaan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip dari laman resmi Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur, Hari Glaukoma Sedunia bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya dunia, tentang betapa bahayanya penyakit glaukoma. Terjadinya glaukoma disebabkan tekanan bola mata yang tinggi.
Tekanan tersebut dibentuk oleh cairan dalam bola mata yang disebut aqueous humour. Cairan ini diproduksi oleh organ di dalam mata yang disebut badan siliar.
Cairan ini keluar dari dalam bola mata melalui jaringan pada bilik mata depan yang disebut anyaman trabekulum. Gangguan sistem pembentukan dan pengeluaran akuos humor ini dapat menyebabkan tekanan bola mata yang tinggi.
Â
Jenis Glaukoma
Jika dilihat dari penyebabnya, glaukoma dibagi ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan perjalanan penyakit, ada glaukoma kronis yang biasanya tanpa keluhan, glaukoma akut, dan glaukoma kongenital yang muncul sejak lahir.
Adapun berdasarkan penyebabnya, ada glaukoma primer dan sekunder. Glaukoma primer umumnya tidak disertai atau disebabkan oleh kelainan mata lain, sedangkan glaukoma sekunder biasanya disebabkan karena adanya peningkatan tekanan bola mata akibat adanya penyakit mata lainnya.
Sementara itu, jika dibedakan berdasarkan keadaan sudut bilik mata, glaukoma dibagi menjadi dua jenis, yaitu glaukoma sudut terbuka dan sudut sempit. Glaukoma sudut terbuka disebabkan oleh tersumbatnya sebagian saluran pengalir aqueous humour. Adapun glaukoma sudut sempit diakibatkan oleh sudut antar-iris dan kornea yang terlalu sempit, selain itu secara fisik dihalangi oleh iris.
Â
Advertisement
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko dapat membuat seseorang mengalami glaukoma. Glaukoma biasanya menyerang semua umur, mulai dari bayi hingga lansia.
Faktor risiko lain adalah adanya faktor keluarga atau riwayat keluarga glaukoma, usia lanjut (lebih dari 40 tahun insidennya meningkat), miopia dan hipermetropia, pengobatan dengan kortikosteroid jangka panjang, ruda paksa mata, katarak, serta kencing manis (diabetes melitus).
Untuk mengetahui kondisi kesehatan mata apakah terjadi glaukoma atau tidak, sebaiknya dilakukan deteksi dini dengan melakukan pengecekan tekanan bola mata secara rutin. Individu berusia lebih dari 40 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan minimal dua tahun sekali. Namun, jika dalam keluarga ada riwayat glaukoma, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan setahun sekali.
Selain itu, perlu lakukan pengecekan fungsi saraf penglihatan dengan pemeriksaan lapang pandang atau humphrey visual field analyzer, pemeriksaan OCT, dan pemeriksaan gonioskopi. Glaukoma memang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan terapi obat ataupun tindakan operasi.
Â
Penulis: Resla