Liputan6.com, Bandung - Tiga daerah yakni Rancabuaya, Cibalong, dan Cimari Muara Kabupaten Garut, Jawa Barat diterjang gelombang tinggi yang menyebabkan kerusakan pada Selasa, 12 Maret 2024.
Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin, kerusakan paling banyak terjadi di Rancabuaya sebanyak 142 kapal rusak, dan Cibalong kapal rusak milik nelayan diterjang ombak akibat gelombang tinggi.
Baca Juga
"Disarankan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) sampai tanggal 20 Maret disarankan untuk tidak melaut. Tapi itu juga melihat lagi kondisi setelah itu, apakah boleh atau bagaimana? Karena yang pertama adalah keselamatan warga yang utama. Nanti kita melihat kembali sudah aman atau belum bisa melaut lagi," ujar Bey saat meninjau Rancabuaya, Garut, Kamis, 14 Maret 2024.
Advertisement
Adanya bencana alam akibat terjangan gelombang tinggi ini, Bey telah memerintahkan untuk segera mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pokok warga setempat yang terdampak.
Selain itu, Bey juga tengah mengusahakan untuk menarik kapal nelayan yang masih ada di laut agar segera diselamatkan ke tempat yang aman.
"Saya melihat penarikannya masih manual ya. Saya usahakan penarikannya dengan Dishub (Dinas Perhubungan) pakai penarik derek itu atau bagaimana. Sesegera mungkin kami lakukan," kata Bey.
Untuk bantuan langsung kepada nelayan, Bey menuturkan tengah disiasati skemanya. Tapi Bey menegaskan bantuan itu dipastikan akan dikucurkan.
Dampak gelombang tinggi ini belum ditetapkan statusnya sebagai tanggap darurat bencana. Pasalnya status bencana ini akan berpengaruh terhadap bantuan kepada nelayan yang terdampak.Â
"Apakah tanggap darurat atau stimulan (bentuk bantuannya). Tapi kami tengah memikirkan bantuan nelayan ini untuk memperbaiki kapal-kapalnya," ucap Bey.
Hal serupa juga akan dilakukan di daerah lain seperti Pelabuhan Ratu yang mengalami terjangan gelombang tinggi.Â
Bey mengimbau kepada seluruh masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan agar mematuhi peringatan dini cuaca yang diterbitkan oleh BMKG.
"Ada kerusakan juga. Kemarin kan menimpa gazeebo sama yang lain juga. Sedang terus kita data kondisinya. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Kawasan wisata jika memungkinkan jangan dibuka dahulu," sebut Bey.Â
Â
Peringatan Dini BMKG Jabar
Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memperkirakan cuaca di Jawa Barat pada tanggal 11-17 Maret 2024 akan tetap berpotensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir secara lokal.
Berbagai faktor mempengaruhi pembentukan awan dan hujan di sebagian wilayah Jawa Barat. Salah satunya adalah suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia yang relatif hangat, menunjukkan potensi suplai uap air ke wilayah Jawa Barat.
Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby Ekuator diperkirakan aktif di sekitar utara dan selatan Pulau Jawa. Bibit siklon 91S juga masih terpantau di tenggara Samudera Hindia barat daya Lampung.
BMKG mengingatkan warga agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis atau dampak cuaca ekstrem, terutama pada periode pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Perhatikan jenis awan yang berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol atau awan jenis cumulonimbus.
Sementara itu, berdasarkan Data Bencana BNPB, sudah terjadi 426 peristiwa bencana di awal 2024. Dari jumlah tersebut, lebih 270 kejadian merupakan banjir.
Rinciannya banjir 271 kejadian, cuaca ekstrem 95 kejadian, tanah longsor 35 kejadian, karhutla 19 kejadian. Lalu, ada gelombang pasang dan abrasi 1 kejadian, gempa bumi 3 kejadian, kekeringan 1 kejadian, dan erupsi gunung api 1 kejadian.
Hingga 10 Maret 2024, bencana menyebabkan 56 meninggal, lebih 1,8 juta orang mengungsi, 4 hilang, dan 120-an luka-luka.Â
Advertisement