Mudik Lebaran 2024, Dishub Berlakukan 4 Rekayasa Lalu Lintas di Jabar

Ada empat segmen yang menjadi prioritas penanganan lalu lintas saat berlangsungnya perjalanan mudik seperti dimulai dari daerah Karawang, Jabar.

oleh Arie Nugraha diperbarui 08 Apr 2024, 23:34 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2024, 23:25 WIB
Pantauan Udara Tol Jakarta Cikampek di H-2 Lebaran 2023
Foto udara kendaraan pemudik saat melintasi jalan tol Jakarta - Cikampek di kawasan Karawang, Jawa Barat, Kamis (20/4/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Dinas Perhubungan Jawa Barat (Jabar) menyebutkan memberlakukan empat rekayasa lalu lintas pada mudik Lebaran 2024 di jalan tol maupun jalan arteri.

Menurut Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Jabar, Niza Yuliansah, rekayasa lalu litas yang dilakukan adalah sistem satu arah (one way), ganjil genap, sistem lawan arah (contra flow), dan kanalisasi.

Niza mengatakan ada empat segmen yang menjadi prioritas penanganan lalu lintas saat berlangsungnya perjalanan mudik seperti dimulai dari daerah Karawang, Jabar.

"Dari mulai daerah Simpang Tanjungpura masuk ke Flyover Lamarang kemudian Simpang Jomin, ini dilakukan pengalihan lalu lintas khusus untuk sepeda motor. Untuk menghindari kemacetan di Simpang Jomin maka akan diputarkan ke Jalan Seskuro kemudian akan muncul di perbatasan Subang dan Karawang yaitu di daerah Cikalong," ujar Niza, Bandung, Senin, 8 April 2024.

Niza menyebutkan bahwa pengalihan kendaraan pemudik sepeda mudik dilakukan pula penutupan 47 U-turn dan hanya akan dibuka 8 U-turn.

Pengalihan arus di simpang jalan di Tanjungpura dilakukan pula untuk kendaraan yang datang dari Jabodetabek menuju Timur Jabar, tidak bisa melewati Kota Karawang tetapi semuanya dimasukan ke Lingkar Tanjungpura.

Sedangkan di Palimanan-Kedawung, diberlakukan pula penutupan U-turn kecil yang dianggap berpotensi menimbulkan kemacetan bersama dengan anggota polisi.

"Kami akan mengatur siklus apil ketika nanti ketika dilakukan one way di tol. Sehingga nanti jalur yang berlawanan tentunya akan menggunakan jalur arteri. Sehingga, siklus lampu merah ini akan tersesuaikan," kata Niza.

Rekayasa Lalin Barat Jabar

Kemudian juga dari arah Barat yakni Ciawi, Gadog, Puncak, Cipanas dilakukan buka tutup secara situasional dan contra flow khusus sepeda motor saat diterapkan buka tutup jalur dan diarahkannya kendaraan pemudik ke jalan alternatif.

Sementara di Jalan Raya Simpang Susun Cileunyi hingga Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, menuju Tasikmalaya dilakukan one way sepenggal.

"Nanti buka tutupnya mulai dari Cagak Nagreg nanti secara situasional. Kemudian juga ada distribusi arus ke jalur alternatif. Untuk di gate tol kami bekerja sama dengan teman-teman Jasa Marga untuk menyiapkan mobile reader untuk mempercepat pembayaran," ungkap Niza.

Kanalisasi diberlakukan juga di jalur Barat Jabar dari mulai Markas Yonif 330 Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, perlintasan sebidang kereta api di Nagreg.

Nantinya jalur tersebut akan diatur lajurnya seusai dengan jumlah kendaraan yang melintas. Jika lajur mudik terjadi peningkatan jumlah kendaraan, maka lajur akan diperlebar sama halnya dengan kondisi sebaliknya.

"Ketika arus mudik maka lajur yang diperbanyak adalah Barat ke Timur Jabar. Saat arus balik lajur yang diperbanyak adalah dari Timur ke Barat," jelas Niza.

Rekayasa di Jalan Limbangan, Malangbong, dan Gentong dilakukan one way sepenggal, buka tutup jalur dimulai dari Jalan Cagak Nagreg, Limbangan, Gentong jika sudah terjadi antrian kendaraan pemudik yang nyaris tak bergerak.

Di Wilayah Garut, rekayasa jalan di Kadungora dan Leles diakui oleh Niza, bukan lagi sebagai jalur alternatif pemudik. Pasalnya, jika usai jalur Limbangan dan Malangbong sidah penuh dengan kendaraan.

"Ini (Kadungora-Leles) menjadi jalur (mudik) yang utama untuk penanganan arus distribusi lalu lintas dengan mengalihkannya ke Jalan Lingkar Baru-Kadungora. Kemudian one way diberlakukan dengan ditindaklanjuti penertiban aktifitas masyarakat yang mengganggu lalu lintas," terang Niza.

 

Antisipasi Jalur Wisata

Dinas Perhubungan Jabar juga telah mengantisipasi jalur wisata usai Hari Raya Lebaran 2024. Seperti di Jalur Puncak Bogor akan tetap diberlakukan sistem one way.

Sama halya dengan jalur wisata di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat akan dilaukan sistem one way mulai dari Jalan Setiabudi, Kota Bandung hingga Simpang Betrik.

"Jika pagi hari sistem one way menuju Lembang ini dari Setiabudi menuju Simpang Betrik. Sore hari akan dilakukan one way dari Simpang Betrik menuju Jalan Setiabudi. Hal yang sama dilakukan di Ciwidey," ungkap Niza.

Untuk Pangandaran akan diberlakukan sistem one way didalam jalur wilayahnya. Sedangkan di Pelabuhan Ratu akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas yang menuju objek wisata tersebut.

Sebelumnya, mulai 5-16 April 2024 truk sumbu tiga yang mengangkut barang selain kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM), serta obat-obatan dilarang beroperasi saat masa perjalanan mudik Lebaran di Jawa Barat.

Menurut Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Jabar, Niza Yuliansah, hal itu mengacu kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri Perhubungan, PUPR dan Kepolisian RI.

"Di jalur tol ini akan dilakukan penanganan lalu lintas berdasarkan SKB tiga menteri yang sudah disepakati antara Kementerian Perhubungan,PUPR dan kepolisian bahwa nanti kendaraan barang yang melebihi sumbu tiga tidak boleh beroperasi dari tanggal 5 April jam 09.00 WIB sampai 16 April jam 08.00 WIB," ujar Niza.

Niza menyebutkan pelarangan truk sumbu tiga pengangkut non-kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM), serta obat-obatan itu dilakukan guna memperlancar arus lalu lintas pemudik yang hendak pulang kampung.

Pasalnya, kata Niza, sebanyak 22 penduduk Jabar diperkirakan akan perjalanan mudik lebaran tahun ini. Perkirakan puncak perjalanan mudik lebaran terjadi pada 8 April 2024. Sementara untuk perjalanan balik akan terjadi pada 14 April 2024.

"Bisa dibayangkan apabila ke-22 juta orang ini bergerak bersamaan tanpa ada distribusi waktu. Sehingga bagaimana pun dari Dinas Perhubungan, kepolisian, dan seluruh jajaran yang terkait dengan transportasi sedang memikirkan bagaimana jumlah yang begitu besar ini, waktu keberangkatannya dapat terdistribusi. Sehingga tidak ada penumpukan kendaraan ataupun orang dalam satuan waktu tertentu," kata Niza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya