Capai 90,14 Persen! Realisasi Penjualan Operasi Pasar Bersubsidi Selama Ramadan

Pemda Provinsi Jabar memberikan subsidi senilai Rp45.700 atau paket dijual seharga Rp101.000.

oleh Arie Nugraha diperbarui 14 Apr 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2024, 09:00 WIB
operasi pasar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menggelar kegiatan Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) selama Ramadan 1445 H/2024. (sumber foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Sebesar 90,14 persen setara dengan 145.269 paket Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) selama Ramadan 1445 H/2024 berhasil terjual dengan kuota paket untuk 63 titik di 27 kabupaten dan kota Provinsi Jawa Barat (Jabar) sebanyak 161.155 paket.

Penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan, pelaksanaan OPADI berjalan lancar di 27 kabupaten dan kota. Masyarakat antusias dalam mendapatkan komoditi pangan dengan harga murah

"Selain OPADI, Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pula upaya pengendalian inflasi di daerah masing-masing seperti Operasi Pasar Murah, Operasi Pasar Bersubsidi, Bazaar Murah, Gerakan Pangan Murah, dan Bantuan Pangan," ucap Bey dalam siaran medianya, Bandung, Jumat, 12 April 2024.

Pemerintah Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menggelar kegiatan Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) selama Ramadan 1445 H/2024. OPADI berlangsung pada 1-4 April 2024 di 63 titik pasar tradisional dan pasar rakyat yang tersebar di 27 kabupaten/kota.

OPADI menjual sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir dan minyak goreng dalam satu paket penjualan. Pemda Provinsi Jabar memberikan subsidi senilai Rp45.700 atau paket dijual seharga Rp101.000.

"Banyaknya program pengendalian harga di masyarakat secara masif, baik oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, diharapkan dapat membantu pengendalian harga selama Idulfitri," kata Bey.

Pemerintah Jawa Barat sendiri menyiapkan dana subsidi sembako bagi masyarakat melalui berbagai saluran. Salah satunya OPADI senilai Rp15 miliar.

Dana itu disalurkan pada momen-momen tertentu seperti ketika terjadi lonjakan harga pangan yang tidak wajar dan pada saat hari besar keagamaan nasional seperti Idulfitri, Iduladha dan Nataru.

Untuk paket sembako murah selama pelaksanaan OPADI Idulfitri 1445 H, Pemda Provinsi Jawa Barat menganggarkan dana senilai Rp7.365.000.000 untuk subsidi paket sembako sebanyak 161.155 paket.

Sementara informasi terkini dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, stok kebutuhan pokok baik di pasar tradisional, pasar rakyat dan ritel masih mencukupi.

Berikut daftar harga kebutuhan pokok terkini, Jumat (12/4/2024) per kilogram dan per liter:

- Beras Medium : Rp15.200

- Beras Premium : Rp16.800

- Gula Pasir : Rp18.000

- Daging Sapi : Rp140.400

- Daging Ayam Ras : Rp39.500

- Telur Ayam Ras : Rp32.900

- Bawang Merah : Rp40.600

- Kedelai Impor : Rp15.700

- Bawang Putih Honan : Rp43.200

- Cabe Merah Keriting : Rp48.300

- Cabe Merah Besar : Rp56.700

- Cabe Rawit Merah : Rp52.000

- Minyak Goreng Curah : Rp15.900

- Minyak Goreng Kemasan : Rp21.000

 

Simak Video Pilihan Ini:

OPADI Idulfitri 1445 H Diharapkan Turunkan Inflasi di Jabar

Sebelumnya, Sekertaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Herman Suryatman menyebutkan operasi pasar bersubsidi (Opadi) akan tuntas 100 persen pada empat hari atau H-4 Lebaran 2024.

Menurut Herman, pada Sabtu (6/4/2024) seluruh Opadi akan dihentikan dan dapat mengendalikan inflasi saat ini.

"Ini (Opadi) komitmen Pak Pj. Gubernur. Inflasi harus terkendali di Jabar, salah satu ikhtiarnya melalui operasi pasar," kata Herman saat memantau Opadi di Kota Bandung, Kamis, 4 April 2024.

Herman mengatakan tak hanya Opadi, pihaknya bersama pemerintah pusat serta kabupaten dan kota pun melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Untuk Opadi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menyediakan 161.000 paket sembako, yang terdiri dari 5 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, dan gula 2 kg.

"Untuk operasi ini kami memberikan subsidi 161.000 paket, dengan subsidi per paket Rp45.700, disebar di 27 kabupaten dan kota. Tentunya kami juga mempunyai prioritas lebih pada kabupaten dan kota dengan inflasi tinggi," kata Herman.

 

Anggaran Opadi Jelang Lebaran 2024

Sedangkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan, Opadi yang diluncurkan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin di Kota Sukabumi, Senin-Rabu, tanggal 1-3 April 2024, sudah tersalurkan 43 persen.

"Hari ini mudah-mudahan bisa sampai 78 persen sehingga kita bisa selesai hari Jumat dan paling lambat Sabtu seperti itu (mencapai 100 persen) di seluruh Jawa Barat," tutur Noneng.

Disperindag Jabar menganggarkan Rp15 miliar untuk Opadi yang akan disalurkan saat Idulfitri, Idul Adha, Natal serta tahun baru. Untuk Opadi menjelang Lebaran 2024, anggarannya mencapai Rp7.3 miliar.

"Di tiap kabupaten kota rata-rata ada tiga titik atau empat titik," ucap Noneng.

Noneng menuturkan, tiga komoditas Opadi dipilih atas hasil kajian dari Universitas Padjadjaran yang meneliti komoditas yang biasa naik signifikan, di antaranya gula, minyak goreng, dan beras.

"Sebetulnya ada juga komoditi seperti cabai, tapi pekan lalu harga cabai sudah mulai turun. Ada pula daging ayam, tapi daging ayam agak riskan dalam mengirim dan menyimpan," jelas Noneng.

Noneng menuturkan, Opadi adalah salah satu instrumen yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar agar masyarakat mendapatkan komoditas pangan dengan harga terjangkau.

"Dengan adanya subsidi jadi lebih murah. Harapan kita yang asalnya tak miskin jangan sampai jatuh dalam kemiskinan ketika harga meningkat. Itu yang lebih kita jaga melalui Opadi," jelas Noneng.

 

Inflasi di Jabar Naik 3,48 Persen

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menyebutkan, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jabar bulan Maret 2024 sebesar 0,51 persen.

Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,12 persen. Sementara itu inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jabar sebesar 3,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,78.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 4,69 persen dengan IHK sebesar 108,67 dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 2,58 persen dengan IHK sebesar 105,98.

Menurut Kepala BPS Jabar Marsudijono, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Pada kelompok makanan, khususnya pada beras, telur, dan daging ayam.

"Perlu perhatian khusus TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Jabar untuk mengendalikan harga pangan ini sebab memberikan andil pada inflasi sebesar 0,43 persen," jelas Marsudijono di Bandung, Selasa (2/3/2024).

Lebih lanjut, BPS menyebutkan bahwa, pada Maret 2024 survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan di 18 kabupaten di Jabar, yang tersebar di 31 kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 121 transaksi.

Rerata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp14 632 per kg, naik sebesar 0,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp14 515. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp14 189 per kg atau turun sebesar 3,19 persen dari Rp14 656.

"Tahun 2023, awal tahun inflasi 6,0 persen, pada Maret menjadi 5,25 persen dan terus turun hingga akhir tahun. Tetapi 2024, awal inflasi 3,02 persen, namun pada Maret naik menjadi 3,48 persen. Grafiknya naik sehingga perlu kewaspadaan kenaikan inflasi pasca Idulfitri, " tutur Marsudijono.

Sementara itu, pemerintah pada Senin (1/4/2024) di kantor Bulog Pusat serentak menggelar apel siaga pengamanan pasokan dan harga pangan. Di setiap provinsi/kabupaten/kota kegiatan itu diimplementasikan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), termasuk di Jabar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar Mohamad Arifin mengatakan, kegiatan GPM digelar secara serentak di semua kabupaten/kota di Jabar dan dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), juga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

Untuk tingkat Provinsi Jabar, peluncurannya dilaksanakan di Kota Cimahi, yakni di Bulog Cimahi dan Perumahan Melong.

Menurut Arifin, GPM merupakan wujud hadirnya pemerintah dalam rangka menyediakan bahan pokok untuk masyarakat dan harganya di bawah harga pasar. Kegiatan GPM akan dilakukan sampai dengan H-2 Lebaran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya