Liputan6.com, Jakarta - Sosok alim alamah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha pernah menyentil yayasan yatim piatu. Kala itu Gus Baha berkisah jika dirinya pernah kedatangan tamu dari yayasan yatim piatu yang minta doa kepadanya.
Dengan kedatangan tamu dari organisasi semacam ini seharusnya Gus Baha senang atau bahkan memujinya, namun justru reaksi yang diberikan malah dingin. Ternyata Gus Baha memiliki pegangan tersendiri mengenai yatim piatu ini. Inipun berdasar pendapat dhawuh gurunya KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Seperti diketahui, yayasan yatim piatu merupakan sebuah lembaga amal yang bertujuan untuk memberikan perlindungan, pemeliharaan, dan pendidikan kepada anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka.
Advertisement
Melalui berbagai program dan kegiatan, yayasan ini berupaya memberikan dukungan emosional, pendidikan, serta kebutuhan dasar bagi anak-anak yatim piatu agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam lingkungan yang aman dan peduli.
Dengan memperhatikan aspek-aspek fisik, psikologis, dan sosial, yayasan ini berperan penting dalam membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus yang membutuhkan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Baha: Anak Yatim Itu Milik Keluarganya
Dengan tujuan mulia tersebut, Gus Baha setuju saja selama itu semuanya sehat, yayasan sehat, keuangan sehat, serta perilaku yang sehat.
Mengutip Channel Youtube @berkahngajitv2421Gus Baha mengatakan jika anak yatim piatu itu sebaiknya bersama keluarganya. Anak-anak tersebut milik keluarganya.
"Saya pernah ini cerita, ini cerita nyata ada pengurus yayasan yatim piatu yang sehat, sekali lagi yang sehat, sehat yayasannya, sehat keuangannya, sehat perilaku datang ke saya minta doa, minta nasihat. Normalnya kan saya uji tapi saya dingin," ujar Gus baha.
"Saya bilang yayasan yatim piatu itu bagus, tapi lebih bagus lagi kalau anak-anak itu dibiarkan, karena anak-anak yatim ini kan milik keluarga," tambahnya.
"Setelah bapaknya meninggal, atau ibunya meninggal, biasanya mbahnya ngerawat, pakde, buliknya juga merawat. Dengan kamu ambil ke yayasan itu dia tercerabut dari keluarganya," jelasnya.
Advertisement
Berikut Dawuh Mbah Maimoen soal Yayasan Yatim Piatu
Gus Baha berpendapat, dengan upaya dan niat baik sebagai yayasan, biasanya yayasan itu merasa jika perilaku menolongnya adalah hal baik dan dibanggakan. Namun tidak demikian bagi Gus Baha.
"Anda jangan merasa perilaku Anda atau solusi Anda atau amal anda lebih baik. Bisa saja kalau di keluarga lebih baik, contoh anak yatim di kampung saya ini gendut-gendut karena terurus," katanya.
"Kedua, barokahnya di rumah makannya bebas kalau di yayasan kan harus pakai jam," tambahnya lagi.
"Cah cilik kui lagi seneng makan, lha kalau makannya diatur jam, anak kecil ndak suka makan diatur jam," ujarnya.
"Itu saja kalau yayasan yang sehat, kalau yang gak sehat ya kita gak cocok. Yang sehat bayangkan saja tetap ada masalah," paparnya.
Gus Baha juga ingat nasihat gurunya Mbah Moen, 'Yayasan yatim piatu yo apik, tapi gak oleh bocah tercabut soko keluargane'.
Selain itu, persoalan lainnya yang timbul adalah persoalannya dikhawatirkan, anak ini nanti kehilangan jalur keluarga.
"Kalau semua anak diambil terus enggak tahu pakdenya, siapa mbahnya siapa, meskipun ditulis tapi kan enggak semudah itu ingat kalau hanya sekedar di catatan dokumen kan. Tapi kalau dibiarkan, di keluargga biosa tahu bagaimana panggil Pakde, Pak Lek, Mbah dan sebagainya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul