Mengenal Warisan Upacara Adat di Minangkabau yang Masih Lestari

Warisan upacara adat di Minangkabau ini merupakan bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat.

oleh Novia Harlina diperbarui 20 Apr 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 00:00 WIB
Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu
Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu tidak hanya menyuguhkan wisata alam, tetapi juga kearifan lokal yang tertuang dalam kehidupan keseharian masyarakat lokal di kawasan setempat seperti Makan Bajamba dan mengenal kesenian tradional. (Liputan6/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Minangkabau, sebagai salah satu daerah budaya di Indonesia yang kaya akan tradisi dan adat istiadat, memiliki warisan upacara adat yang masih lestari hingga saat ini.

Upacara adat di Minangkabau tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya setempat, tetapi juga memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas dan nilai-nilai komunitas.

Upacara adat merupakan segala aktivitas penduduk lokal yang di mana sifatnya menjadi suatu kebutuhan dan sebagai bentuk acara perayaan.

Bahkan sampai saat ini, upacara adat di Minangkabau banyak yang masih eksis. Berikut adalah beberapa upacara adat di Minangkabau yang masih terus bertahan dan dilestarikan hingga kini:

1. Batagak Kudo-kudo

Upacara adat ini merupakan sebuah tradisi di Minangkabau saat akan membangun rumah. Nantinya, masyarakat akan beramai-ramai datang ke rumah orang yang akan membangun rumah.

Tujuannya yaitu untuk mempererat tadi silaturahmi, karena pada tradisi ini masyarakat akan bergotong royong dalam pelaksanaannya.

Masyarakat bergotong royong dalam membangun rumah biasanya membawa hadiah atau buah tangan. Ada yang berupa seng, batu bata, pasir atau bahan bangunan lainnya hingga uang. Nominal dan besarannya pun tak jadi patokan, seadanya saja.

2. Batagak Panghulu

Panghulu oleh masyarakat Minangkabau adalah pemimpin kaum dan menjadi ninik mamak di nagarinya. Upacara batagak panghulu ini dihadiri oleh orang banyak.

Sebab dalam pengangkatannya tidak dapat dilakukan oleh pihak keluarga saja. Namun, juga harus melibatkan Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Perihal waktu pelaksanaannya, upacara batagak penghulu ini tak memiliki jadwal yang rutin di setiap tahunnya.

 

 

3. Pacu Jawi

Tradisi Pacu jawi di Minangkabau sama artinya dengan balapan sapi. Tradisi ini digelar di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tradisi Pacu jawi ini telah ada sejak ratusan tahun lalu di Minangkabau. Hingga kini, tradisi ini dilakukan oleh para petani selepas musim panen untuk mengisi waktu luas sembari menghibur masyarakat setempat.

Pada praktiknya, pacu jawi dikendarai oleh joki dan dilepas tanpa lawan tanding.

4. Tabuik

Tabuik merupakan tradisi tahunan yang digelar oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini sudah ada semenjak abad ke-19 Masehi.

Tradisi ini setiap tahunnya selalu meriah, lantaran ada iring-iringan berbentuk manusia setengah kuda yang diarak dari kota Pariaman menuju tepi pantai dan dibuang ke laut.

Perayaan Tabuik disimbolkan sebagai peringatan atas hari wafatnya seorang cucu Nabi Muhammad SAW yakni Husein bin Abi Thalib pada 10 Muharram.

5. Makan Bajamba

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama di suatu tempat yang telah ditentukan.

Makan bajamba biasanya digelar pada perayaan hari-hari besar agama Islam atau berbagai upacara, pesta adat, atau pertemuan penting lainnya.

 

 

 

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya