Dinilai Berhasil Tangani Stunting, Pemkot Semarang Terima Penghargaan dari PBB di Korsel

Keseriusan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, untuk menangani masalah stunting berbuah penghargaan. Tak tanggung PBB pu memberikan apresiasi dalam bentuk piagam penghargaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2024, 19:50 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2024, 19:47 WIB
mbak ita semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, membawa Semarang menangani masalah stunting berbuah penghargaan. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Keseriusan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, untuk menangani masalah stunting berbuah penghargaan.

Mbak Ita, sapaannya, akan menerima penghargaan tentang capaian penanganan stunting dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Korea Selatan.

"Semarang alhamdulillah sudah go internasional, penurunan stunting diapresiasi oleh PBB," ujar Mbak Ita dalam Instagram pribadinya, Selasa (25/6/2024).

Pada saat yang bersamaan, Pemerintah Kota Semarang dipercaya oleh BKKBN untuk menjadi tuan rumah Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2024.

Kepercayaan yang diberikan untuk menjadi tuan rumah Harganas menjadi tantangan bagi Kota Semarang untuk menurunkan kasus stunting.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

SImak Video Pilihan Ini:


Berikut Program Penanganan Stunting

Mbak Ita 22
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, membawa Semarang menangani masalah stunting berbuah penghargaan. (ist)

"Sangat bangga loh, Lur, Semarang diberi amanah menjadi tuan rumah Harganas. ...Eh ndilalah loh, Lur, kok yo pas tanggal 26 (Juni 2024) dapat penghargaan dari PBB," imbuh Mbak Ita.

Pemerintah Kota Semarang memiliki berbagai program untuk mengatasi masalah sunting.

Antara lain membentuk 10 rumah penanganan stunting lintas sektor bernama Rumah Pelita; Pelangi Nusantara (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Anak Serta Remaja), Rumah Gizi, hingga SiBening (Semua Ikut Bergerak Bersama Menangani Stunting).

Mbak Ita menambahkan, selain program-program di atas terdapat program SANPIISAN yang merupakan akronim dari Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang. Program SANPIISAN inilah yang menjadi poin penting Kota Semarang mendapat penghargaan dari PBB.

Di sela rangkaian acara penerimaan penghargaan itu, Mbak Ita didapuk menjadi pembicara dalam ajang UN Public Services Forum di Korea Selatan.

 


Grafik Stunting Trennya Menurun

ita
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) inisiator Rumah Pelita. (ist)

Selain itu, kata dia, Pemerintah Kota Semarang juga membuka stand untuk memperkenalkan potensi Ibu Kota Jawa Tengah. Hal tersebut menjadi kesempatan dan peluang bagi Kota Semarang untuk memperkenalkan potensi dan unggulan program-program yang dilaksanakan.

"Alhamdulillah selain membuka stand, diberi kesempatan juga untuk sharing session tentang inovasi program SANPIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang)," kata Mbak Ita, melalui layanan pesan WhatsApp (WA), Rabu (25/6/2024).

Diketahui, grafik stunting Kota Semarang menunjukkan tren penurunan signifikan dalam satu tahun terakhir --sebagaimana data yang dipublikasikan dalam data.semarangkota.go.id.

Menurut data tersebut, kasus stunting Kota Semarang mencapai 1,54 persen dari total anak pada Juni 2023. Angka stunting terus mengalami penurunan hingga pada Desember 2023 tinggal 1,06 persen.

Penurunan jumlah anak stunting terus berlanjut pada tahun 2024. Tercatat, pada Januari 1,05 persen, Februari 1,1 persen, Maret 0,97 persen, April 0,97 persen, dan Mai 0,95 persen. 

Penulis: Nugroho Purbo

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya