Liputan6.com, Makassar - Sebuah video yang memperlihatkan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) membentak dan mendorong mahasiswanya viral di berbagai platform media sosial. Insiden itu diketahui terjadi di Menara Phinisi UNM pada Senin (8/7/2024) lalu.Â
Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, kejadian itu bermula kala sejumlah mahasiswa memprotes berbagai kebijakan kampus. Salah satunya adalah kewajiban bagi setiap mahasiswa baru untuk membeli almamater kampus.Â
Baca Juga
Tak lama setelah proses dialog antara mahasiswa dan pihak rektorat berlangsung, Rektor UNM Prof Karta Jayadi meminta para mahasiswa untuk memberikan bukti bahwa ada maba yang protes dengan kebijakan tersebut.Â
Advertisement
Sejurus kemudian, seorang dosen pun datang dan membentak dan mendorong salah seorang mahasiswa bernama Dirga karena dianggap memprovokasi mahasiswa lainnya untuk melakukan protes.Â
Presiden BEM FIP UNM, Faisal Akbar menjelaskan kebijakan pihak kampus yang seolah mewajibkan Maba untuk membeli almamater dinilai mahasiswa. Pasalnya dalam surat edaran, kwitansi pembelian almamater UNM menjadi syarat untuk registrasi dan mendapatkan nomor induk mahasiswa (NIM).
Mulanya, menurut Faisal, dalam surat edaran yang pertama, setiap mahasiswa diminta untuk membeli paket almamater dan dasi seharga Rp250 ribu. Namun kebijakan itu kemudian diprotes lantaran dinilai memberatkan, apalagi ada beberapa mahasiswa yang mendapatkan almamater dari alumni.Â
"Harga almamater itu Rp175 ribu kalau dasi itu Rp75 ribu. Terus diprotes sampai akhirnya terbit surat edaran yang baru yang membolehkan mahasiswa beli dasi saja. Masalahnya adalah kwitansinya dijadikan dasar untuk registrasi," kata Faisal, Kamis (11/7/2024).
Menurut Faisal, tidak semua mahasiswa baru mampu membeli almamater. Pihak kampus pun dinilai tutup mata dengan fenomena tersebut.Â
"Tidak semua Maba itu mampu. Apalagi kualitas almamater juga dinilai tidak sesuai dengan harganya," ucapnya.Â
Selain itu, lanjut Faisal, sejumlah mahasiswa dalam insiden tersebut juga memprotes beberapa kebijakan kampus. Mulai dari UKT yang dinilai mahal, iuran pengembangan institusi kedokteran yang dinilai membebani, hingga metode pembelajaran yang tidak efektif.Â
"Jadi perlu ditegaskan bahwa UNM harus dibebaskan dari berbagai bentuk komersialisasi dan mengedepankan tujuan mulianya memajukan kehidupan bangsa," ucap Faisal.Â
Respons Rektor UNM
Terpisah, Rektor UNM Prof Karta Jayadi membenarkan ihwal kejadian tersebut. Namun dia menyebut bahwa hal itu adalah hal yang biasa.Â
"Biasa saja itu," kata Karta kepada Liputan6.com.Â
Ihwal viralnya video salah satu oknum dosen yang membentak dan mendorong mahasiswanya itu, Karta menyebut hal tersebut tidak perlu dibahas lebih jauh. Ia pun meminta mahasiswa yang didorong tersebut untuk melapor ke polisi agar persoalan ini bisa tuntas.Â
"Jangan maki perlebar persoalan video dengann diskusi medsos. Lebih baik mahasiswa yang merasa dilecehkan/didorong oleh dosen melaporkan ke polisi, biar clear kekerasan yang didugakan," jelas Karta.Â
Saat ditanya mengenai kewajiban membeli almamater, Prof Karta juga mengarahkan agar hal tersebut dilaporkan ke polisi. Menurut dia hal tersebut lebih baik dilakukan agar persoalan ini bisa tuntas.Â
"Itu pun jika dianggap melanggar silahkan dilaporkan (ke polisi), biar clear daripada berdebat di medsos, lebih baik kita ajukan formal siapa yang benar dan siapa yang salah secara hukum," tegasnya.Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Â
Advertisement