Liputan6.com, Denpasar Piala Presiden pertama kali digelar tahun 2015 silam, hingga saat ini Piala presiden terus digulirkan sebagai ajang turnamen pramusim sebelum perhelatan sepak bola tertinggi digelar di Indonesia. Menariknya kompetisi pramusim yang memperebutkan trofi unik karya seniman asal Bali Ida Bagus Ketut Lasem tersebut selalu memantik kepercayaan para sponsor untuk mendukung.
Setiap tahun digelar Piala Presiden antusias sponsor tak kalah tinggi seperti yang dilakukan para pecinta sepak bola tanah air menyaksikan langsung tiap laga yang digelar. Tahun 2024 saja pada babak penyisihan yang digelar di salah satu venue Piala Presiden yakni Bali, sejak 21-26 Juli lalu sudah terhitung Rp68 miliar dana dari sponsor masuk ke panitia penyelenggara.
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait menyebut sponsor akan terus bertambah hingga babak semi final dan final tanggal 30 Juli-31 Juli 2024 dan 4-5 Agustus 2024 mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Keuntungan dari sponsor tersebut sekaligus memberikan kejutan kepada klub peserta yang lolos semi final dan final, tim juara akan mendapatkan tambahan hadiah.
Sebelumnya hadiah Piala Presiden 2024 juara 1 Rp5 miliar, juara 2 Rp2 miliar, dan juara 3 adalah Rp1 miliar. Antusiasme sponsor mengubah segalanya. Penyelenggara menambahkan masing-masing juara mendapatkan tambahan Rp250 juta. Sehingga juara 1 menjadi Rp5,25 miliar, juara 2 menjadi Rp2,75 miliar dan juara 3 bertambah Rp1,75 miliar dan juara 4 Rp1,25 miliar.
"Kita harus fair karena sponsor makin banyak tentu kita juga harus tambah hadiahnya, kalau dikurangi tidak boleh kalau ditambah boleh," kata Maruarar, Rabu (31/7/2024).
Â
Â
Geliat UMKM
Maruarar mengaku pihaknya mencoba tranparan mengenai sumber-sumber keuangan yang didapatkan.
Apalagi kompetisi pramusim Piala Presiden tidak diperkenankan menggunakan anggaran dana dari pemerintah daerah ataupun pusat.
"Saya lapor Pak Presiden, visi dari piala presiden adalah transparansi. Semua aliran dana didiaudit, auditornya kelas dunia. Tidak boleh ada APBN, BUMN, dan harus dari swasta," katanya.
Bagaimana efek ke masyarakat?
Perekonimian warga sekitar venue Piala Presiden seperti sekitar Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Jawa Barat, Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Stadion Manahan Solo otomatis menggeliat. Kehadiran turnamen pramusim Piala Presiden juga dirasakan oleh masyarakat khususnya para pelaku UMKM.
Magnet kuat tersebut tak hanya berasal dari kehadiran suporter atau pecinta sepak bola, melainkan banyaknya wisatawan asing yang beberapa kali tertangkap kamera yang menayangkan siaran langsung di beberapa stadion terlebih di Bali.
"Info yang saya dengar dari pihak televisi. Rating Indosiar untuk tayangan Piala Presiden meningkat, penyelenggara senang, tv senang, suporter senang, makin banyak prestasi sepak bola, dampak UMKM bagus, dan sponsor makin banyak," katanya.
Â
Advertisement
Perkembangan Sepak Bola Daerah
Sementara itu PJ Gubernur Bali, Mahendra Jaya mengatakan turnamen pramusim yang digelar sebelum kompetisi Liga 1 itu membawa dampak ekosistem baru untuk perekonomian Bali dan warga sekitar stadion.
Mahendra Jaya menyaksikan langsung salah satu pertandingan di Stadion I Wayan Dipta mengaku melihat kreatifitas para suporter dan pelaku UMKM menciptakan ide-ide jualan yang berdampak ekonomi tinggi.
"Dipilihnya Bali menjadi salah satu tuan rumah Piala Presiden menumbuhkan ekosistem baru. Saya pernah melihat langsung anak-anak muda membuat souvenir serba Bali United, pedagang UMKM makanan juga tersenyum," katanya.
Tak dipungkiri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir sepak bola menjadi olah raga yang makin berkembang dan menambah daftar kegemaran banyak masyarakat Bali. Kehadiran turnamen pramusim Piala Presiden menjadi roda perputaran ekonomi tiap digelarnya pertandingan.
Tak hanya memantik suporter hadir dan mengisi bangku-bangku stadion. Para suporter tersebut juga menjalankan perputaran perekonomian tatkala mereka berbelanja makanan, minuman dan lainnya di warung-warung yang dilibatkan oleh penyelenggara untuk mengisi puluhan stand di area stadion.Â
"Impact-nya puluhan warung makanan di area stadion ini ramai pembeli setiap ada pertandingan," katanya.
Dampak Perekonomian
Salah satu pedagang di depan pintu VVIP Stadion I Wayan Dipta, Mbok Sita mengaku warungnya bisa menghabiskan puluhan bungkus mie instan. Ia juga menjual beraneka macam dagangan seperti roti, kue, telur asin, keripik Bali, berbagai jenis minuman panas serta dingin.
"Selalu ada keuntungan besar tiap ada pertandingan," katanya.
Turnamen pramusim Piala Presiden bagi Mbok Sita sangat membantu keberlangsungan UMKM miliknya yang sudah buka di area Stadion I Wayan Dipta sejak 2014 silam.Â
"Dapat hiburan sepak bola, saya juga dapat keuntungan warung yang selalu ramai tiap ada pertandingan berlangsung. Terima kasih. Kami sebagai pelaku UMKM sangat terbantu,"Â kata Mbok Sita.
Kebijakan penyelenggara dan klub yang menyediakan makanan di dalam stadion juga membantu UMKM. Para pedagang dan UMKM lainnya yang tidak memiliki warung bisa menjual produk UMKM-nya di dalam stadion ketika pertandingan tengah berlangsung. Kebijakan itu tentu yang paling berdampak kepada ekosistem suatu wilayah yang berpengaruh pada industri sepak bola.
Advertisement