Serba-serbi Hari Gajah Sedunia 12 Agustus

Hari Gajah Sedunia telah menjangkau jutaan orang di seluruh dunia, terutama mereka yang mencintai gajah.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 12 Agu 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 15:00 WIB
Jelang Hari Gajah Sedunia di Pinnawala
Seorang mahout atau penjaga gajah berdiri di samping kawanan gajah di Panti Asuhan Gajah Pinnawala di Pinnawala, Kolombo (11/8/2020). Hari Gajah Sedunia dirayakan setiap tahun pada 12 Agustus untuk menyebarkan kesadaran tentang pelestarian dan perlindungan gajah. (AFP/Lakruwan Wanniarachchi)

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 12 Agustus, masyarakat dunia memperingati Hari Gajah Sedunia atau World Elephant Day. Peringatan ini menjadi momen bagi para organisasi maupun individu untuk dapat bersatu menyuarakan isu-isu yang mengancam eksistensi gajah.

Mengutip dari National Today, selama dekade terakhir, jumlah gajah telah menurun secara signifikan hingga 62 persen. Bahkan, sebagian besar dari mereka bisa punah pada akhir dekade berikutnya.

Diperkirakan, 100 gajah Afrika dibunuh oleh pemburu liar setiap harinya. Salah satu penyebab pembantaian ribuan gajah adalah keinginan mereka untuk mendapatkan gading di pasar Asia.

Hal ini tentu melukai perasaan orang-orang yang mencintai gajah dan berupaya untuk menjaga eksistensi dan habitatnya. Pasalnya, gajah dan manusia memang telah lama hidup berdampingan di sepanjang sejarah peradaban.

Berkat lingkungan alami Afrika yang luas dan ukuran posturnya, sebagian besar gajah berhasil bertahan hidup dari penangkaran dan domestikasi. Adapun gajah Asia yang telah hidup berdampingan dengan manusia selama lebih dari 4.000 tahun, sangat dihormati dan kerap dikaitkan dengan berbagai adat, budaya, dan spiritual, salah satunya di Thailand.

Gajah memiliki otak terbesar dari semua hewan darat. Oleh sebab itu, gajah tergolong pintar, memahami situasi sosial, dan memiliki rasa empati.

Manusia dan gajah memiliki banyak kesamaan karakteristik. Bisa dikatakan, gajah mungkin yang mendekati kemiripan dengan manusia dibandingkan hewan lainnya.

Gajah merupakan spesies kunci bagi lingkungan karena mempromosikan ekosistem yang sehat dan mendorong keanekaragaman hayati. Kehilangan gajah berarti kehilangan penjaga lingkungan.

Masyarakat di seluruh dunia, dapat menyelamatkan gajah dengan menegakkan kebijakan dan undang-undang perlindungan lokal dan internasional yang lebih kuat. Hal itu untuk melindungi gajah dari perburuan liar dan perdagangan gading ilegal, mempromosikan pengelolaan habitat alami yang lebih baik, mengedukasi masyarakat tentang peran penting gajah dalam ekosistem, meningkatkan cara penangkaran gajah, serta memperkenalkan kembali gajah penangkaran ke suaka margasatwa untuk memungkinkan pemulihan alami populasi yang terancam punah.

 

Hari Gajah Sedunia

Untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan perubahan demi menyelamatkan gajah, maka terciptalah Hari Gajah Sedunia. Hari Gajah Sedunia didirikan oleh Patricia Sims dan Yayasan Reintroduksi Gajah Thailand bersama dengan lebih dari 100 organisasi konservasi gajah di seluruh dunia pada 2012.

Hari Gajah Sedunia telah menjangkau jutaan orang di seluruh dunia, terutama mereka yang mencintai gajah. Setiap tahunnya, gerakan global kolektif ini menawarkan cara untuk membangun dan mendukung solusi konservasi demi menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih aman bagi gajah dan habitatnya.

(Resla)

Infografis Akhir Tragis Anak Gajah Usai Belalai Nyaris Putus Terkena Jerat. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Akhir Tragis Anak Gajah Usai Belalai Nyaris Putus Terkena Jerat. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Upaya Perlindungan Gajah Sumatra di Habitatnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Upaya Perlindungan Gajah Sumatra di Habitatnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya