Liputan6.com, Semarang - Keputusan Baleg membawa agenda revisi UU Pilkada berdasarkan putusan MA memicu unjuk rasa di Semarang. Ribuan mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan aliansi masyarakat sipil turun ke jalan.
Mereka memulai aksi dengan berkumpul di Kampus Undip Pleburan kemudian massa berjalan kaki menuju gedung DPRD Jawa Tengah dari. Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Baca Juga
Rahmulyo Adi Wibowo dari Aliansi Semarang Menggugat (ASEM) dalam orasinya menyebut bahwa eskalasi politik yang meningkat tak bisa dilepaskan dari cawe-cawe Jokowi sebagai presiden.
Advertisement
"Kita lihat, ini penguasa bertindak menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk menuntaskan ambisi dan nafsu pribadinya," kata Rahmulyo dalam orasinya.
Ditambahkan bahwa kedaulatan negara sengaja dipertaruhkan oleh partai-partai politik. Sesuai keputusan MK, sebenarnya parpol diberi peluang mengajukan calon dengan menurunkan angka threshold.
"Anehnya para pengurus Parpol malah berlomba-lomba menyerahkan kedaulatannya kepada Raja Jawa," kata Rahmulyo.
Sementara itu dalam orasinya para mahasiswa menuntut agar DPR RI melaksanakan kerja parlemen dengan benar-benar mewakili rakyat.
"Alih-alih mewakili rakyat, mereka malah ramai-ramai menjilat untuk jadi jongos penguasa. Kita tahu bahwa para anggota DPR adalah kaum terdidik. Tapi mereka tidak mau tahu ketatanegaraan. Jangan-jangan semua ijasahnya palsu seperti junjungan mereka," teriak salah satu wakil dari Universitas Negeri Semarang.
Ada kemungkinan aksi akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan.