Kasus Bom Ikan di Sulteng Meningkat, Wilayah Konservasi Laut Terancam

Kasus pengeboman ikan di Sulawesi Tengah mengalami peningkatan di tengah upaya menjaga wilayah Konservasi Laut.

oleh Heri Susanto diperbarui 28 Agu 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 01:00 WIB
Kasus bom ikan di Sulteng
Publish kasus bom ikan yang diungkap oleh Ditpolairud dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Kamis (22/8/2024). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Donggala Kasus bom ikan terbaru yang terungkap terjadi di tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Banggai, dan Morowali pada 18 dan 19 Agustus. Sebanyak 27 bom yang masing-masing dikemas dalam botol kaca ukuran 620 ml.

Tiga kasus itu membuat jumlah kasus bom ikan atau Destructive Fishing tahun 2024 hingga kini sebanyak 12 kasus, naik dibanding tahun 2023 yang total 8 kasus.

"Sembilan kasus di 2024 sudah mendapat putusan pengadilan," Kasubdit Gakkum Polairud Polda Sulteng, Kompol Karel Paeh mengatakan, Sabtu (24/8/2024).

Meningkatnya jumlah kasus itu menimbulkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan Konservasi Laut Sulawesi Tengah yang mencapai 1,3 juta hektare yang mencakup hampir seluruh wilayah laut Sulteng.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, Agus Sudaryanto mengungkapkan bom ikan punya daya rusak yang besar terhadap ekosistem laut.

"Satu gram saja bahan peledak yang digunakan daya rusaknya terhadap ekosistem laut bisa seluas 100 meter persegi," kata Agus.

Ikan, karang, dan biota laut lainnya akan hancur dalam sekali ledakan. Celakanya pemulihan secara alami ekosistem laut yang rusak tidak mudah, terutama karang. Pun dengan transplantasi karang yang butuh waktu lama.

Agus mengakui cara menangkap ikan dengan bom masih marak dilakukan nelayan yang tidak bertanggung jawab karena menjadi cara cepat menangkap ikan.

Berbagai soal pun menjadi tantangan menghentikan aktivitas ilegal tersebut, seperti mudahnya mendapat bahan pembuat bom, luasnya perairan laut Sulteng yang mencapai 74.452.37 km persegi, serta sinergi antarpihak terkait.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya