Fakta Unik Burung Maleo, Satwa Dilindungi Asal Sulawesi yang Terancam Punah

Alih-alih mengerami telurnya seperti kebanyakan burung lainnya, Maleo menggunakan panas bumi atau panas matahari untuk menetaskan telur-telurnya

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Nov 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 10:00 WIB
Fakta Unik Burung Maleo, Satwa Dilindungi Asal Sulawesi Terancam Punah
Ternyata Kabupaten Bone Bolango memiliki gua kapur yang kini tidak banyak diketahui orang. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Burung Maleo (Macrocephalon maleo) adalah salah satu spesies burung endemik yang berasal dari Sulawesi, Indonesia. Burung ini terkenal karena cara uniknya dalam bertelur dan merawat anak-anaknya.

Maleo biasanya hidup di hutan-hutan tropis dan dataran rendah Sulawesi, dengan habitat yang mencakup area hutan primer dan sekunder. Burung ini memiliki ciri fisik yang mencolok, yaitu bulu hitam di bagian atas tubuh, warna merah muda di wajah, dan paruh berwarna oranye kekuningan.

Burung Maleo juga memiliki jambul besar yang menjadi ciri khasnya, menjadikan mereka mudah dikenali. Selain itu, kakinya yang kuat dan berwarna abu-abu membantu mereka dalam menggali tanah untuk bertelur.

Salah satu hal yang paling unik dari burung Maleo adalah cara mereka bertelur. Alih-alih mengerami telurnya seperti kebanyakan burung lainnya, Maleo menggunakan panas bumi atau panas matahari untuk menetaskan telur-telurnya.

Biasanya, mereka akan menggali lubang di pasir pantai atau di dekat sumber air panas, kemudian mengubur telurnya di dalam lubang tersebut. Telur Maleo berukuran sangat besar, bahkan lebih besar dibandingkan telur burung lain dengan ukuran tubuh yang serupa.

Ukuran telur yang besar ini memberikan nutrisi yang cukup bagi embrio, sehingga ketika menetas, anak burung Maleo dapat langsung menggali jalan keluar dari dalam pasir dan siap untuk bertahan hidup di alam liar tanpa bantuan induknya.

Proses perkembangbiakan burung Maleo ini tergolong unik dan menantang, karena mereka sangat bergantung pada suhu lingkungan untuk keberhasilan penetasan telurnya. Burung Maleo umumnya bertelur di lokasi yang tetap, yang dikenal sebagai tempat penetasan koloni.

Terancam Punah

Tempat ini sering dijaga ketat oleh para induk Maleo dari ancaman predator yang mencoba mencuri telurnya, seperti biawak dan ular. Namun, keberadaan manusia dan kegiatan seperti penebangan hutan dan pembangunan perkebunan telah mengancam habitat asli burung ini, membuat mereka sulit menemukan lokasi bertelur yang aman.

Akibatnya, populasi burung Maleo semakin menurun, dan mereka kini tergolong sebagai spesies yang terancam punah. Pemerintah Indonesia dan beberapa lembaga konservasi telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi burung Maleo, seperti membangun kawasan konservasi dan mengawasi lokasi penetasan koloni.

Upaya konservasi ini juga melibatkan masyarakat setempat untuk menjaga dan melestarikan habitat burung Maleo. Masyarakat diajak untuk memahami pentingnya melestarikan burung ini agar tetap bisa bertahan hidup di alam liar.

Selain itu, beberapa program penangkaran juga telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah populasi burung Maleo dan memastikan mereka tetap ada untuk generasi mendatang.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat lokal, diharapkan burung Maleo bisa terhindar dari ancaman kepunahan dan tetap menjadi bagian penting dari keanekaragaman hayati Sulawesi.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya