Kunci Batik Jinggar Go Internasional dengan Teknologi Pengering

Batik Jinggar yang memulai usahanya di tahun 2010 dengan memproduksi batik tulis dan kombinasi tulis ini sudah memiliki teknologi baru dalam memproduksi batik.

oleh Yanuar H diperbarui 26 Nov 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 20:00 WIB
Batik Jinggar Tembus Internasional
Batik Jinggar telah memiliki cara agar terus produksi batik walaupun di tengah musim hujan. 

Liputan6.com, Yogyakarta - Musim hujan seperti saat ini, Batik tentu membutuhkan sinar matahari untuk mengeringkan demi proses pewarnaan yang sempurna. Namun bagi pengusaha batik di Yogyakarta Owner Rumah Batik Jinggar, Vitalia Pamoengkas dengan mesin pengering batik maka cuaca bukanlah kendala dalam menghasilkan produk batik yang bagus dan bisa diekspor.

"Untuk produksi kami sudah menggunakan pengering batik tenaga surya sehingga saat musim hujan ini tidak terkendala kami lebih hemat biaya, tenaga maupun kami tidak takut ketika mendung. Batik katika mendung, batik tidak jadi tapi dengan teknologi ini, tanpa terkendala cuaca," katanya di Batik Jinggar di JL Tohpati Nyutran Taman Siswa, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta Jumat (22/11/2024).

Produk batik Jinggar menurut Vita memiliki perbedaan dengan batik lainnya. Batik buatannya memiliki perbedaan dari segi motif dan bahannya.

"Batik kami sudah berkolaborasi dengan teknologi dan industri salah satunya kami mendesain batik kami menggunakan sistem komputer. Ketika mendapatkan pesanan dengan jumlah yang banyak kami kolaborasi dengan mesin batik klowong (proses menggambar batik dengan malam) yang mempercepat produksi batik kami," katanya.

Saat musim hujan saat ini ia tidak masalah karena memiliki mesin yang dapat mengeringkan proses batiknya. Sehingga permintaan jumlah banyak dapat ia penuhi.

"Pengering dengan solar dome kami sudah punya sendiri. Tahun 2024 kami menang dan mendapatkan hibah alat ini. Jadi ini dome kayak kubah dan diatasnya semacam panel yang akan menylurkan tenaga matahari ke kubah tersebut dan kami letakkan di Sentolo. Tapi kami bisa hidupkan dan matikan dengan hape. Sebenarnya ini alat pengering kopi tapi kami satu satunya UMK batik yang menggunakan alat tersebut," katanya.

Vita mengatakan pihaknya menggunakan teknologi dan juga sentuhan tangan manusia. Perpaduan ini menghasilkan karya batik yang indah dan tembus pasar internasional.

"Ada canting besar yang dia menggambar melalui komputer untuk menggambar ini. Untuk nemboki dan cecekannya tetap dengan tenaga manusia,"katanya. 

Batik Jinggar yang memulai usahanya di tahun 2010 dengan memproduksi batik tulis dan kombinasi tulis ini sudah terjual di tingkat nasional hingga internasional. Penjualan hingga luar negeri ini karena peran berbagai pihak salah satunya dari UMK Akademi.

"Beberapa tahun lalu kita diajak Pertamina di Malaysia. Lalu produk kami sudah sampai Singapura, Dubai dan Arab Saudi. Saat itu kami diikutkan di pameran di Malaysia lalu dinas terkait ada pameran di luar negeri produk kami diikutkan disana. Lalu kemarin kami di Jakarta Muslim Sashion Week kami mendapatkan buyer dari Singapura dan kerjasama untuk produk kami dijual di sana," katanya.

Walaupun sudah ekspansi produk hingga luar negeri namun ia masih memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu ia terus berupaya mencari hal dan kreasi baru.

"Tantangannya kami akan bersaing dengan yang lain karena akan muncul produk-produk baru. Ini satu motivasi di UMK Akademi untuk kegiatan baru sehingga muncul motif baru di tempat kami," katanya.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) JBT PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan Batik Jinggar merupakan salah satu peserta UMK Akademi di DIY dan mendapatkan pelatihan, sertifikasi, pemasaran hingga pendanaan mitra. UMK Akademi ini telah berjalan sejak tahun 2020 dan tahun ini tidak hanya fokus pembinaan pada mitra binaan Pertamina tapi juga terbuka untuk umum.

"Total UMK Akademi di Jateng DIY yang koordinasi oleh patra niaga regional bagian tengah 133 UMK. Batik Jinggar mitra binaan pendanaan UMKM Pertamina sebelumnya. UMK Akademi saat ini fokus selain binaan Pertamina ada dari umum, setahun sekali kami adakan," katanya saat berkunjung ke rumah Batik Jinggar.

Pertamina UMK Academy 2024 skala nasional merupakan kelanjutan dari program tingkat regional. Pada skala regional, dari 8.500 pendaftar dari seluruh wilayah di Indponesia, sekitar 1.686 UMK mengikuti program tersebut.

Dari jumlah itu, sebanyak 523 UMK telah dinyatakan lolos ke level nasional pada Agustus 2024, termasuk 79 UMK dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.

"Di seleksi untuk naik ke tahap nasional. Nah yang masuk ke nasional ini ada 79 dari 133 UMK tadi. Lalu dilatihlah UMK yang salah satunya adalah one on one coaching yang melibatkan mark plus. Harapannya tentunya banyak ada peningkatan omzet dan macam macam karena ada yang ingin meningkatkan omzet ada yang ingin memperluas pasar atau ada juga yang ingin menambah karyawan atau menambah tempat usaha baru masing masing punya target beda," katanya.

523 peserta UMK Academy nasional dibagi ke dalam 4 kelas Go (Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global). Coach Pertamina UMK Academy 2024, Muhammad Jupaka Syahputra dari Markplus Institute mengatakan peserta UMK Academy mengikuti pelatihan dan pendampingan intensif dan eksklusif secara hybrid dengan One on One Coaching yang dilaksanakan di Joglo Ayu Tenan pada Jumat (22/11).

One on One Coaching merupakan kegiatan coaching private setiap peserta UMK academy kelas Nasional untuk diskusi mengenai rencana usaha, hingga eksekusi dalam pengembangan usaha ke depan secara lebih detail dan fokus.

"UMK Akademi yang membedakan dengan coaching lain kita fokus dengan UMK nya baik secara online atau offline bisa langsung tahu kegelisahan ketika masuk ke market online. Kita khususkan satu satu biasanya kan sampai lima belas orang tapi di sini kita lebih enak untuk ngobrol satu lawan satu jadi kita bisa melihat datanya, bisa ngobrol langsung dan bahkan bisa kasih solusi terjadi di offline session,"katanya.

Jupaka mengatakan materi go online UMK Akadami fokus memperbesar market online dimana rata rata UMK cukup kuat di offline tapi masih kebingungan masuk ke market online.

"Akselerasi mereka, untuk offline mereka sudah bagus harapannya online bagus dan bisa multiply pendapatan, dan mereka bisa live streaming dengan rutin dan mendapatkan pendapatan tambahan omzet," katanya.

Dari coaching yang dilakukan ia mendapatkan hasil dimana UMK Akademi masih memiliki keterbatasan. Seperti kendala sinyal dan pemahaman termin di ecommerce.

"Kita pelan pelan ajarin karena coaching tidak sekali tapi sampai empat kali jadi kita bisa lihatin progresnya dari beberapa coach dari markplus kami sendiri tanya langsung apakah sudah oke atau tambah. Batik Jinggar itu bagus banget produknya sudah sering fashion, karena sering fashion show maka kayak brand pameran makanya go online agar produknya bisa dinikmatin tidak hanya pameran," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya