Liputan6.com, Gorontalo - Bulan Ramadan identik dengan tradisi berburu takjil untuk berbuka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, masyarakat kerap mengisi waktu menjelang magrib dengan mencari hidangan pembuka yang lezat dan menyegarkan.
Berbagai jenis takjil pun tersedia, mulai dari gorengan, makanan berkuah, hingga sajian dingin yang menyegarkan.
Advertisement
Baca Juga
Di Gorontalo, jajanan khas Ramadan pedagang kaki lima (PKL) atau istilah kerennya, street food, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga.
Advertisement
Di berbagai sudut kota, PKL menawarkan aneka menu berbuka puasa yang menggugah selera. Salah satu takjil favorit yang banyak diburu adalah kue perahu.
Kue perahu merupakan kuliner tradisional Gorontalo yang sudah ada sejak lama. Kue ini berbahan dasar tepung terigu, santan, gula merah, serta sedikit tepung beras dan garam.
Adonan tersebut dikukus dalam wadah yang terbuat dari daun pandan, memberikan aroma khas yang menggoda selera.
"Tekstur lembut serta perpaduan rasa manis dan gurih menjadikan kue perahu pilihan ideal untuk kami berbuka puasa," kata Ramla Abdullah.
Menurutnya, wangi harum dari daun pandan semakin memperkaya cita rasa khas kue ini. Hal itu menjadikannya salah satu jajanan yang paling dicari selama Ramadan.
"Pokoknya setiap Ramadan, kue perahu tak pernah ketinggalan untuk dibeli," ujarnya.
Setiap Ramadan, kawasan-kawasan strategis di Gorontalo dipenuhi pedagang takjil yang menjajakan beragam kuliner khas.
Masyarakat berbondong-bondong mencari makanan pembuka yang sesuai dengan selera mereka. Dari aneka gorengan, hingga hidangan manis seperti kue perahu. Suasana berburu takjil selalu menjadi momen yang dinantikan.
Dengan cita rasa autentik dan bahan-bahan alami, kue perahu terus menjadi primadona di tengah masyarakat. Tak hanya warga lokal, wisatawan yang berkunjung ke Gorontalo pun kerap menjadikannya sebagai oleh-oleh khas daerah.