Investasi di Pasar Modal Bikin Kekayaan Naik Dua Kali Lipat

Berdasarkan hasil survei Manulife menunjukkan kekayaan investor pasar modal mampu meningkat hingga dua kali lipat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Sep 2014, 12:25 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2014, 12:25 WIB
Survei Manulife Investor Sentiment Index
(Fotografer: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan pasar modal di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir memberi angin segar bagi investor untuk meraup imbal hasil tinggi dalam portofolio saham dan investasi pendapatan tetap. Kekayaan investor pasar modal mampu meningkat hingga dua kali lipat.

Manulife Indonesia hari ini merilis hasil Survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) ke-6. Riset ini mensurvei 500 responden di delapan negara Asia terkait sentimen investor terhadap enam kelas aset utama. Antara lain, tabungan, dana kas, saham, properti, reksadana dan investasi pendapatan tetap.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia , Putut E Andanawarih menunjukkan pertumbuhan investasi di portofolio saham dan investasi pendapatan tetap mengalami kenaikan paling tinggi.

"Faktor pendukungnya, karena penanam modal melihat perbaikan ekonomi Indonesia selama kuartal II 2014," ungkap dia saat Konferensi Pers 'Manulife Investor Sentiment Index' di Asia, Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Lebih jauh dijelaskan Putut, sepanjang periode April-Juni 2014, pasar saham naik lebih dari dua persen, pasar obligasi satu persen meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpuruk.

"Ketakutan investor terhadap inflasi turun menjadi 6,70 persen di triwulan II 2014. Tahun lalu inflasi tinggi karena ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tapi dampaknya saat ini sudah nggak ada. Defisit neraca berjalan, neraca pembayaran membaik, dan cadangan devisa naik," jelasnya.

Perbaikan ekonomi Indonesia, kata Putut, tercermin dari aliran dana asing masuk di pasar modal Tanah Air. Tercatat selama kuartal II 2014, pasar saham Indonesia kebanjiran dana asing Rp 20 triliun dan Rp 43 triliun di pasar obligasi.

"Dari pengalaman, investor Indonesia yang sudah bermain di pasar modal selama lima tahun, mendulang kenaikan kekayaan dua kali lipat. Yang modalnya Rp 100 juta sudah menjadi Rp 200 juta. Kalau di depositokan dengan bunga 10 persen butuh waktu tujuh tahun," terangnya.

Dia bilang, ini menunjukkan jika seseorang dapat mengalokasikan dana maupun aset ke portofolio investasi yang tepat dengan tingkat pengembalian lebih tinggi, maka dapat memperkaya sendiri. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya