Data Industri Membaik, Wall Street Menguat

Indeks The Standard & Poor 500 naik 0,3 persen menjadi 2.099,91 pada pukul 4 sore waktu New York, AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Agu 2015, 04:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 04:30 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir. Sentimen yang mempengaruhi penguatan saham-saham di kawasan Amerika Serikat (AS) tersebut karena kinerja keuangan perusahaan-perusahaan teknologi di atas estimasi dari para analis. Selain itu, data industri juga menunjukkan ekonomi AS masih berada di jalur pertumbuhan yang cepat.

Mengutip Bloomberg, Kamis (6/8/2015), Indeks The Standard & Poor 500 naik 0,3 persen menjadi 2.099,91 pada pukul 4 sore waktu New York, AS, setelah selama tiga sesi sebelumnya terus menerus tertekan. Indeks Nasdaq juga menguat 0,67 persen menjadi 5.139,95.

"Pasar sedang mencari alasan untuk rebound setelah mengalami tekanan yang cukup besar sebelumnya," jelas analis Wells Fargo Funds Management, New York, AS, John Manley. Kenaikan indeks tersebut memang sesuai dengan faktor fundamental perusahaan.

Memang, pemulihan ekonomi berjalan begitu lambat. Namun banyak pihak tidak memungkiri bahwa perekonomian Amerika memang telah berjalan ke arah yang lebih naik. Data-data ekonomi memang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir lebih baik jika dibandingkan dengan periode saat krisis.

John melanjutkan, salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan indeks saham di Amerika saat ini adalah langkah-langkah yang akan diambil oleh Bank Sentral AS atau The Fed.

Pelaku pasar sedang mengamati data-data ekonomi yang keluar dan memperkiraan apakah dengan data ekonomi tersebut, The Fed akan menaikkan suku bunga atau tidak. Sebagian besar analis memperkirakan pengetatan kebijakan moneter tersebut akan dilakukan pada tahun ini.

Data terakhir yang keluar adalah permintaan pembukaan dan perluasan tempat usaha terus membaik dan menunjukkan level terbaik dalam satu dekade. Sebuah laporan terpisah menunjukkan jumlah penambahan pekerja pada Juli 2015 kemarin lebih sedikit dari yang diharapkan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya