Devaluasi Yuan Masih Tekan IHSG

Sentimen devaluasi mata uang China Yuan masih mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Agu 2015, 06:27 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 06:27 WIB
Sempat Pecahkan Rekor, IHSG Kini Anjlok
IHSG ditutup terkoreksi tajam 0,94% ke 5.197,12 pada perdagangan Selasa (9/9/14), setelah sempat ditutup di rekor tertinggi baru 5.246,48 pada Senin. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Kamis.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan kebijakan pemerintah China mendevaluasi atau melemahkan mata uangnya Yuan menekan IHSG.

"Faktor yang mempengaruhi masih pelemahan Yuan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Dia mengatakan, dari dalam negeri sentimen masih positif. Apalagi, pemerintah telah melakukan perombakan kabinet yang didominasi oleh menteri ekonomi. Dengan begitu, ekspektasi pasar akan perekonomian Indonesia membaik. Sayang, sentimen negatif dari China menutup sentimen positif dari dalam negeri. "IHSG tertimpa masalah Yuan," tutur Hans.

Hans memprediksi IHSG bergerak pada level support 4.450-4.400 dan resistance 4.500-4.580. Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG masih berpeluang melemah pada perdagangan saham hari ini.

Dari dalam negeri, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar berkontribusi pada pelemahan IHSG. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah menjadi 13.689 per dolar AS dari penutupan Selasa 11 Agustus 2015 di kisaran 13.607 per dolar AS. Sepanjang perdagangan Rabu pekan ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.685-13.917 per dolar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi 13.758 per dolar AS pada Rabu 12 Agustus 2015 dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 13.541 per dolar AS.

"Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut memberikan sentimen terhadap indeks," tulis riset Sinarmas.

Sentimen pengaruhi IHSG juga berasal dari regional. Jepang akan merilis data machinery orders yang diperkirakan ke level minus 5,4 persen MoM dari sebelumnya 0,6 persen MoM. "IHSG berada pada level support 4.432 dan resistance 4.450," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.

Sedangkan riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG akan bergerak melemah di kisaran 4.425-4.625 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Hans merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Di riset PT Sinarmas Sekuritas memilih PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) untuk dicermati pelaku pasar.

Pada perdagangan saham Rabu, 12 Agustus 2015, IHSG tumbang di level 4.479,49. Indeks saham turun 143,10 poin atau sebanyak 3,1 persen. Nilai transaksi harian di pasar reguler Rp 4,6 triliun setelah perombakan menteri di kabinet kerja tidak dapat berbuat banyak menangkal sentimen negatif devaluasi Yuan. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya