Aksi Beli Investor Angkat IHSG Naik 1,41% ke Level 4.178

Delapan sektor saham menguat membantu laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau pada penutupan perdagangan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Sep 2015, 16:22 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 16:22 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Sejumlah orang mengamati Papan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung berfluktuasi sepanjang perdagangan saham Selasa pekan ini. Pelaku pasar merespons negatif rilis data keuntungan industri China sempat menekan IHSG di awal sesi, dan akhirnya mampu ditutup positif.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (29/9/2015), IHSG naik 1,41 persen atau 57,90 poin ke level 4.178,40. Indeks saham LQ45 naik 2,41 persen ke level 696. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini kecuali indeks saham Pefindo25 turun 1,13 persen ke level 341,32.

Ada sebanyak 156 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Akan tetapi, 111 saham menghijau sehingga mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Namun, 74 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.178,40 dan terendah 4.033,58. Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 255.703 kali dengan volume perdagangan saham 7,57 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,29 triliun.

Berdasarkan data RTI, secara sektoral sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan turun 0,49 persen dan sektor saham industri dasar susut 0,51 persen. Sektor saham barang konsumsi naik 4,89 persen, disusul sektor saham keuangan menguat 1,63 persen, dan sektor saham manufaktur mendaki 3,05 persen.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 600 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar.Saham-saham berkapitalisasi besar akhirnya mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham. Saham ASII naik 2,42 persen ke level Rp 5.300 per saham, saham BBCA mendaki 3,7 persen ke level Rp 11.900 per saham, saham BMRI menguat 3,32 persen ke level Rp 7.775 per saham, dan saham UNVR mendaki 5,26 persen ke level Rp 38.000 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham BWPT turun 9,09 persen ke level Rp 200 per saham, saham BDMN tergelincir 6,16 persen ke level Rp 2.970 per saham, dan saham SSMS melemah 2,15 persen ke level Rp 1.590 per saham.IHSG pun mampu bergerak menghijau di tengah bursa saham Asia tertekan.

Indeks saham Jepang Nikkei turun 4,05 persen ke level 16.930, disusul indeks saham Singapura turun 0,21 persen ke level 2.786. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat di kisaran 14.680.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan IHSG sempat tertekan dipicu respons pelaku pasar negatif terhadap sentimen yang ada mulai dari data keuntungan industri perusahaan China turun 8,8 persen. Hal itu memicu bursa saham global dan Asia merosot sehingga juga turut menyeret IHSG makin tertekan.

Meski demikian, pelaku pasar melihat penurunan IHSG sudah tajam dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi saham sehingga iHSG mengalami penguatan secara teknikal. Saat ditanya rencana rilis paket kebijakan ekonomi jlid II mempengaruhi IHSG, Reza menilai, rilis pengumuman paket kebijakan ekonomi  jilid II itu tidak terlalu berpengaruh.

"Saat rilis paket kebijakan ekonomi jilid I itu pun tidak terlalu berpengaruh ke pasar," kata Reza. (Ahm/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya