Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal tertekan sepanjang pekan ini. Indeks saham melemah karena harga rata-rata saham mencapai level tertinggi pada pekan kemarin.
Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo mengatakan, dengan kondisi harga saham yang tinggi pelaku pasar cenderung menjalankan aksi ambil untung atau profit taking.
"Indeks sepekan cenderung melemah karena kategori masuk over value, karena nilainya di atas rata-rata," katanya kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Kemudian, indeks juga bakal tertekan karena pelaku pasar masih ragu terhadap fluktuasi harga minyak. "Jadi karena harga minyak di bawah US$30 per barel. Hal tersebut menyebabkan pasar memiliki keraguan," tambahnya.
Baca Juga
Di sisi lain, pelaku pasar belum terlalu merespon paket kebijakan ekonomi pemerintah. Menurutnya, paket kebijakan bakal direspons jangka panjang bukan jangka pendek. Pekan ini Lucky memperkirakan IHSG bergerak di support 4.715 dan resistance 4.815.
Senada, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan cenderung tertekan pada pekan ini. Dia mengatakan, indeks saham tertekan karena sentimen negatif dari bursa global.
"Secara foreign flow, jika IHSG break area 4.700 namun disertai aksi net buy asing maka peluang tersebut dapat dijadikan entry point dikarenakan IHSG hanya mendapatkan katalis negatif dari luar bukan domestik," kata dia dalam ulasannya.
Reza meminta pelaku pasar memperhatikan data-data yang keluar pada pekan ini serta memperhatikan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Reza memperkirakan IHSG bergerak support 4.675-4.690 dan resistance 4.765-4.795.
Reza meminta pelaku pasar memperhatikan beberapa saham antara lain PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (Amd/Gdn)