Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mendatar dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak di support 5.340 dan resistance 5.470.
IHSG melemah 0,18 persen ke level 5.417 pada Selasa 23 Agustus 2016. Pelemahan IHSG didorong oleh aksi jual investor asing.
"Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 163,18 miliar," kata dia di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Dia mengatakan, pelemahan IHSG terdorong oleh semakin melebarnya utang luar negeri (ULN). "Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar atau tumbuh 6,2 persen (yoy) sehingga rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2016 tercatat sebesar 36,8 persen, sedikit meningkat dari 36,6 persen pada akhir kuartal I 2016," jelas dia.
Baca Juga
Sementara Bursa Asia cenderung tertekan. Hal tersebut dipengaruhi harga minyak yang melemah seiring dengan kekhawatiran kenaikan pengiriman minyak dari Iran dan Nigeria.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG bakal menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Dia memperkirakan IHSG berada pada level support 5.349 dan resistance 5.477.
"Kondisi harga komoditas saat ini sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG, namun kondisi perekonomian yang stabil masih mampu untuk menopang pola gerak IHSG," jelas dia.
William merekomendasikan saham untuk dicermati pelaku pasar antara lain PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). (Amd/Ahm)
  Â
Advertisement