Isu Kenaikan Bunga The Fed Masih Bayangi Gerak Wall Street

Wall Street mampu menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Sep 2016, 04:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 04:30 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, New York - Wall Street mampu menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Rencana kenaikan bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) masih menjadi pendorong penguatan Wall Street.

Mengutip Reuters, Rabu (7/9/2016), Dow Jones industrial average ditutup naik 46,16 poin atau 0,25 persen ke level 18.538,12. S&P 500 naik 6,5 poin atau 0,3 persen ke angka 2.186,48. Sedangkan Nasdaq Composite berakhir naik 26,01 poin, atau 0,5 persen ke 5.275,91. Nasdaq Composite mampu mencatatkan rekor tinggi.

Meskipun harga minyak ditutup melemah, sektor energi dalam indeks S&P 500 masih mampu membukukan kenaikan 1,5 persen. Pendorong kenaikan sektor energi dalam indeks S&P 500 adalah rencana akuisisi Spectra Energi oleh Enbridge. 

Wall Street mampu menguat karena data-data ekonomi yang ada belum mampu mendukung rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

Pada pekan lalu, data tenaga kerja yang keluar lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan. Sedangkan di pekan ini data di sektor jasa yang belum membaik juga menambah berat realisasi rencana kenaikan suku bunga.

"The Fed belum mendapat dukungan dana untuk menaikkan bunga. Jadi kita melihat pasar merayap sedikit lebih tinggi pada perdagangan hari ini," jela Senior Vice President BB&T Wealth Management, Birmingham, Alabama, Bucky Hellwig.

Wall Street mendapat keuntungan dengan tertundanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS ini karena saham tidak perlu bersaing dengan obligasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya