Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya harus berhenti di zona merah setelah di awal perdagangan sempat mengalami penguatan pada perdagangan Kamis pekan ini. Investor asing melakukan aksi jual yang cukup besar.Â
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (6/10/2016), IHSG turun 11,30 poin atau 0,21 persen ke level 5.409,34. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,20 persen ke level 935,61. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Ada sebanyak 184 saham berada di zona merah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 111 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG. Sedangkan 96 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.447,25 dan terendah 5.390,08. Total frekuensi perdagangan saham 290.729 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,9 triliun. Investor asing catatkan aksi jual bersih sekitar Rp 70 miliar di seluruh pasar.
Baca Juga
Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk saham, terdapat 7 melemah dan 3 mampu menguat. Sektor saham infrastruktur turun 1,51 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri merosot 0,15 persen dan sektor saham keuangan tergelincir 041 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SMMT naik 31,86 persen ke level Rp 133 per saham, saham HRUM mendaki 25 persen ke level Rp 1.350 per saham, dan saham LMSH menanjak 21 persen ke level Rp 620 per saham.
Sedangkan HEXA tergelincir 9,95 persen ke level Rp 3.440 per saham, saham TMPI susut 9,91 persen ke level Rp 191 per saham, dan saham PLAS merosot 9,89 persen ke level Rp 820 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, IHSG melemah karena asing melakukan aksi jual yang cukup besar. "Pelaku pasar memang sedang wait and see sehingga mereka sangat selektif dalam bermain," jelas dia. (Gdn/Ndw)
Â