IHSG Kerap Anjlok Jelang Penutupan, BEI Cermati Order Nasabah

Penjualan saham jelang penutupan perdagangan dianggap tidak mendasar karena tak mencerminkan fundamental emiten.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Feb 2017, 11:14 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 11:14 WIB
Saham
Penjualan saham jelang penutupan perdagangan dianggap tidak mendasar karena tak mencerminkan fundamental emiten.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengawasi transaksi saham jelang penutupan perdagangan (preclosing). Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 3 bulan terakhir kerap tiba-tiba anjlok karena penjualan saham berkapitalisasi besar. Jelas saja, BEI menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tak normal.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, penjualan ini dianggap tidak mendasar karena tak mencerminkan fundamental emiten. Sebagai contoh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sahamnya sempat turun tajam pada penutupan pekan lalu.

"Itu yang turun tajam itu BBCA, 4 persen. Salah satunya BCA. Nah di hari Senin itu naik kembali sekitar hampir 4 persen, itu kan lucu. Berarti penurunan pas Jumat itu tidak didasari sama fundamental," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Alpino menduga ada pihak tertentu khususnya broker terlibat dalam penjualan saham yang masif tersebut. Oleh karenanya, BEI juga telah memanggil para broker.

"Nah jadi kita lihat, kita sudah identifikasi sekuritas yang terlibat dalam penjualannya yang sangat masif dan bursa sudah melakukan pemanggilan. Sudah dilakukan pemanggilan Senin kemarin. Jadi direksinya dan manejemen sudah kita panggil dan kita minta keterangannya," jelas dia.

Namun, dia tak menampik hal ini juga tak terlepas dari order nasabah ke broker. Ini juga menjadi perhatian BEI.

"Tentunya kita minta dari anggota bursa (AB) yang bersangkutan agar benar-benar menjaga ini semua. Semua ini pasti dari instruksi nasabah tapi tentunya kita kan harus mencermati juga. Jika memang ada suatu yang kelihatannya tidak proper ya harus dikasih warning, dijelaskan kepada nasabah," tambah dia.

Alpino menuturkan seharusnya penjualan dilakukan saat sesi perdagangan supaya tidak mengganggu pasar.

"Kenapa misalnya pas sesi perdagangan harga saham tersebut stabil, tidak ada tanda-tanda penurunan. Kenapa pas penjualan tidak dilakukan bertahap pada saat perdagangan. Kenapa mesti ada instruksi untuk jual pada saat preclosing. Nah itu kita lihat itu sedikit agak mengganggu market kita," tukas dia. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya