IHSG Turun, Investor Realisasikan Keuntungan Jelang Pilkada

Analis menilai, pelaku pasar mengantisipasi hasil pilkada 2017 dan pidato Janet Yellen sehingga menekan IHSG.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Feb 2017, 14:32 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 14:32 WIB
Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Bahkan investor asing melakukan aksi jual jelang Pilkada.

Pergerakan IHSG ini berlawanan dengan bursa global seperti wall street yang catatkan penguatan kemarin. Pada pukul 13.59 WIB, berdasarkan data RTI, IHSG turun 15,61 poin atau 0,30 persen ke level 5.393. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,51 persen ke level 896. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 177 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 130 saham menguat dan 100 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.409,35 dan terendah 5.391,68.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 279.339 kali dengan volume perdagangan 10,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,4 triliun. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 0,03 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,04 persen, serta sektor saham perdagangan mendaki 0,02 persen.

Selain itu, sektor saham industri dasar naik 1,04 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur merosot 0,93 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,32 persen.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, penurunan IHSG masih wajar. Ia melihat, pasar sedang melakukan aksi ambil untung dan mewaspadai pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak terutama Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.

Dari eksternal, investor asing juga menunggu pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Janet Yellen.

"Kemungkinan Yellen akan mengumumkan perbaikan data pekerjaan di AS yang berpotensi mendorong the Fed menaikkan Fed Rate," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pidato pertama Yellen ini dinanti pelaku pasar. Pidatonya tersebut menjadi acuan akan banyaknya kenaikan suku bunga the Fed pada 2017. "Sentimen ini juga yang buat bursa regional Asia berguguran," kata dia.

Bursa Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,05 persen ke level 23.697, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,20 persen ke level 2.074, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,13 persen ke level 19.238.

Selain itu, indeks saham Singapura melemah 1,27 persen, dan catatkan penurunan terbesar ke level 3.072. Indeks saham Shanghai menguat 0,03 persen ke level 3.217 dan indeks saham Taiwan mendaki 0,09 persen ke level 9.718,78.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya