Liputan6.com, Jakarta - Analis memperkirakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung bergejolak mengantisipasi putaran kedua pemilihan kepala daerah (Pilkada) terutama Pilkada DKI Jakarta.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak telah dilakukan pada 15 Februari 2017. Khusus pilkada DKI Jakarta, tampaknya hasil perhitungan cepat menunjukkan belum ada hasil suara mayoritas mencapai 50 persen plus satu dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Yaitu antara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga. Ada pun pengumuman resmi hasil putaran pertama oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) diharapkan pada 27 Februari 2017.
Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su menuturkan, laju IHSG akan didorong sentimen berita politik. Ini dapat kemungkinan menciptakan volatilitas di pasar saham. Apa lagi melihat kemungkinan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Pada putaran kedua, kampanye mulai 6 April-15 April, dan berakhir 16 April. Pemungutan suara akan diadakan pada 19 April 2017.
Advertisement
Jelang pilkada pada 15 Februari 2017, laju IHSG cenderung tertekan. IHSG koreksi 0,53 persen ke level 5.380 pada perdagangan saham Selasa 14 Februari 2017. Hal itu seiring investor menunggu hasil pemilihan kepala daerah.
"Bagaimana pun pun juga pasar dapat didorong berita politik yang dapat mendorong volatilitas," ujar Harry dalam ulasannya, Kamis (16/2/2017).
Baca Juga
Pihaknya melihat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta juga akan menghangat. Harry menuturkan, Pilkada Jakarta mau tak mau menjadi perhatian lantaran jantung dari Indonesia. Berdasarkan catatan PT Bahana Securities, anggaran Jakarta mencapai Rp 62,9 triliun pada 2016.
Di luar dari anggaran tersebut, Jakarta habiskan dana Rp 2,7 triliun untuk pengerjaan konstruksi MRT pada tahun lalu. Sekitar Rp 4 triliun digunakan untuk MRT pada 2017. Selain itu, Jakarta juga mengkontribusikan ekonomi sekitar 17 persen untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menilai IHSG cenderung konsolidasi hingga nanti pengumuman pemenang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
"Investor masih wait and see terkait siapa yang menang, soalnya mereka harus siap menyesuaikan dengan kebijakan gubernur baru untuk merealisasikan ekspansi dan aktivitas bisnis," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Lebih lanjut ia menuturkan, pilkada DKI Jakarta putaran kedua diharapkan damai sehingga menunjukkan kepada investor asing kalau kondisi Indonesia stabil.
"Dengan begitu kemungkinan investor asing akan merespons positif pasar Indonesia, dan kembali masuk ke bursa," kata dia.
Harry menuturkan, pasar saham akan cenderung bergejolak dipengaruhi berita politik dalam negeri terutama soal pilkada dan kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dengan melihat kondisi itu, Harry memilih tiga saham yang dapat dicermati pelaku pasar terutama saham-saham defensif antara lain PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Dalam riset PT Bahana Securities, target harga saham HMSP Rp 4.700 dengan price earning (PE) 32,9 kali. Kemudian target harga saham TLKM Rp 5.000 pada 2017 dengan PE 17 kali, dan target harga saham ICBP sekitar Rp 10.500 dengan PE 24,1 kali. PE merupakan salah satu ukuran paling dasar untuk analisa saham secara fundamental. PE itu membandingkan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan. Seorang investor dapat mengetahui harga saham itu wajar atau bukan dengan mengetahui PE emiten.